Doa Disetiap Air Mataku

Karya Rachma Mamlu'atul Maulla

Aku masih termenung di antara rintikan air hujan sore ini,berharap mendapatkan inspirasi agar dapat membuat cerpen dan menambah koleksi cerpenku,tapi bukan inspirasi cerita yang ku dapatkan,melainkan pernyataan abah jika aku akan di kirim ke pesantren untuk meneruskan studyku,itu bukan pilihanku,aku tak pernah berpikiran jika aku akan di pondokkan,bagiku itu sama saja dengan di penjara,aku tak lagi dapat membuat cerpen ataupun main dengan teman-temanku,huffttt....ku usap kaca jendelaku yang ber embun dengan telapak tanganku . . .
‘’Selna . . . abah udah daftarin kamu di pesantren tempat abah dan tetehmu dulu menimba ilmu,besok kamu ikut abah kesana buat ngasih formulir ini,isi formulir ini’’.ujar abah menyodorkan selembar kertas padaku,aku hanya menganggukkan kepala menerima kertas dari abah dan masuk kedalam kamar,ku tenggelamkan mukaku di antara bantal dan boneka-boneka kesayanganku,ku peluk erat-erat benda milikku yang ada di kamar,mungkin sebentar lagi aku akan meninggalkan ini semua,mungkin aku akan kehilangan ini semua,ku lirik tumpukan novel di rak bukuku,dan mungkin juga tumpukan novel itu akan berubah menjadi tumpukan kitab kuning ataupun al qur’an yang akan menemani setiap hariku,
‘’Selna...makan malam dulu nak,abah sudah menunggu di ruang makan’’,kata umi membuka pintu kamarku
‘’selna masih kenyang umi,selna mau tidur aja ya’’.kataku
‘’baiklah....’’.kata umi pengertian menutup pintu kamarku.
****

Hari ini aku akan berangkat ke pesantren dengan baju dan barang-barang yang boleh ku bawa,tentunya aku harus meninggalkan laptop dan boneka-boneka yang selalu menemani tidur malamku,segera aku berpamitan pada abah dan umi setelah mobil jemputan sampai di depan rumahku . .
‘’mantabkan hatimu,kamu harus ingat untuk apa kamu kesana,jangan salah pengertian’’.kata abah mengelus jibab yang menutup kepalaku
‘’jaga kondisi kamu ya na,seminggu sekali atau 2 minggu sekali abah dan umi pasti akan menyambangimu,jangan kwatir ya,allah pasti akan selalu melindungimu selagi niat kamu itu baik’’.pesan umi padaku,aku hanya menganggukkan kepala tanpa berkata apa-apa,aku tak tau apa aku siap menjalani hariku yang baru,aku melihati setiap sudut rumahku . . .selamat tinggal,batinku memasuki mobil,dari kaca jendela mobil yang tak transparan itu terlihat jika umi tengah menangis dan bernego dengan abah,tapi abah hanya menggandeng umi masuk kedalam rumah, dari kecil memang umi yang paling dekat dan selalu mendukung aku,tapi kali ini umi hanya menuruti kemauan abah untuk megirim aku ke pesantren,hmmmmm.... ku sandarkan kepalaku dan menutup mataku berharap jika aku segera terbangun dari mimpi buruk ini . . .
****

Aku tlah sampai di pesantren yang akan mengubah hidupku,orang-orang di sekelilingku begitu asing di mataku, ada sekerumunan perempuan berjilbab tengah mendiskusikan tugas mereka,ada juga yang tengah asyik menyantab makanan mereka bersama-sama,dan ada pula yang menghabiskan waktunya untuk membaca al qur’an di kamarnya,aku masuk kedalam kamarku,menata semua barangku,kurasa semua menjadi berjalan dengan lancar hingga aku mendapatkan teman,minggu pertama,kedua dan ketiga abah dan umi masih menjengukku seperti teman-temanku yang lain,hingga pada akhirnya aku aku tak mendapati abah dan umi menjengukku,aku hanya terdiam di antara teman-temanku yang tengah asyik menumpahkan isi hatinya pada orang tuanya . .
‘’Selna....selamat ya’’.rani teman sekamarku menghampiriku
‘’selamat???selamat buat apa?’’,aku tak mengerti
‘’atas kelahiran anak pertama tetehmu,tadi sewaktu ibuku menyambangiku beliau bilang jika tetehmu melahirkan bayi laki-laki,menurutnya abah dan umimu sangat gembira dengan kelahirannya,aku pikir kamu juga begitu’’.kenang rani,aku terdiam sejenak
‘’pasti...’’.ku anggukkan kepalaku
‘’oiya aku ada jam ngaji nih,aku pergi dulu ya na’’.kata rani berlalu dari hadapanku,aku terdiam,jadi ini alasannya mengapa abah dan umi tak lagi mengunjungiku,apa mereka nggak tau jika aku sangat merindukan mereka,apa kehadiran anak teteh tlah menggantikan posisiku di rumah,apa mereka membuangku,apa mereka tak pernah memikirkan keadaanku sekarang,uangku juga semakin menipis,aku nggka bisa terus-terusan seperti ini,aku harus bisa menghidupi diriku,ya...aku harus bisa lakukan itu...
*****

‘’kamu itu suka banget menyendiri ya’’.kata efril duduk di sampingku,cowok yang di kagumi banyak cewek di sekolahku karna kegantengan dan ketajiran orang tuanya itu
‘’emangnya kenapa???’’.tanyaku balik
‘’kamu selalu duduk menyendiri disini,aku pikir kamu suka menulis,kamu nggak mau ketawa-tawa bareng teman temanmu seperti itu’’.katanya mengarahkan jari telunjuknya di antara kerumunan para santri yang tengah asyik bercanda
‘’kata siapa aku nulis??’’.
‘’ini...aku nemuin ini disini kemarin sewaktu kamu meninggalkan tempat ini,cerpen kamu bagus kok’’.dia menunjukkan lembaran kertas yang berisi cerpenku yang terjatuh kemarin,pujinya yang membuatku tersipu malu
‘’hmmmm aku lebih suka di tempat yang tenang seperti ini,menghabiskan waktu dengan merasakan semilir angin yang menerpaku,dengan begitu aku bisa mendapatkan inspirasi dan aku bisa membuat cerita’’.kataku antusias
‘’buat apa kamu membuat cerita sebanyak itu jika kau tak mendapatkan hasilnya’’.katanya
‘’aku itu bukan anak yang hanya mengandalkan uang dari orang tuanya’’.aku menyelanya
‘’bu..bukan itu maksud aku,kamu kan bisa mempublikasikan cerita-cerita kamu dan kamu bisa mendapat uang’’.efril merasa tak enak hati karna tlah berkata seperti itu
‘’hmmmmmm...’’,aku menimbang-nimbang kata-kata efril
‘’katanya pingin punya uang????’’.efril meledekku
‘’iya sih,tapi gimana caranya aku melakukan itu semua,kamu kan tau sendiri jika aku tinggal di pesantren dan tidak di perbolehkan membawa laptop’’.aku berdiri memunggungi efril
‘’kamu kan punya hari minggu’’.
‘’terus????’’.
‘’kan kamu bisa ke warnet untuk mempublikasikan cerpenmu itu,mengirim cerpen-cerpenmu ke majalah agar mendapatkan uang,beres kan’’.efril nyengir
‘’pinter juga kamu’’.aku terseyum mendengar ide darinya
‘’efril....’’.dia semakin menunjukkan gigi-gigi putihnya itu,aku tak percaya jika dia memiliki pemikiran yang dewasa seperti itu,aku pikir dia Cuma mau berteman dengan orang sederajatnya saja,ternyata dia juga mau nyamperin aku dan membantuku yang tak sepadan dengannya,kini aku di sibukkan dengan membuat cerpen,hingga aku sering tidak mengikuti pelajaran karena aku selalu izin pergi ke lap komputer ataupun warnet dengan alasan untuk mengerjakan tugasku,dan kini aku mendapatkan keinginanku,cerpenku tlah di muat dan aku mendapatkan honorku,cukuplah untuk sekedar membiayai makanku setiap hari,tapi...aku sering mendapat nilai di bawah 70 karena sering tidak mengikuti pelajaran,hingga suatu ketika abah dan umi menyambangiku di pesantren di waktu jam besuk santri...
‘’abah ....’’.ku cium tangan abah dan umi
‘’kamu ini apa-apaan,kenapa raport kamu merah,abah mendapat laporan dari guru kamu jika kamu sering nggak ikut pelajaran,kamu sering tidur di kelas,apa kamu lupa tujuan kamu disini untuk apa???’’,
‘’tapi abah . . .’’.aku mencoba membela diriku,tapi percuma,amarah telah menggelegak di dalam sanubari orang tua itu
‘’tapi apa,kamu mau bilang jika pesantren bukan tempat kamu,jika kamu nglakuin ini semua karna terpaksa,iya...kamu itu harus bisa hidup mandiri,kamu harus bisa mengatur dan menghidupi dirimu sendiri,kamu nggak bisa terus-terusan menggantungkan hidupmu pada orang lain,kamu harus mempersiapkan dirimu jika suatu ketika abah atau umimu sudah tidak ada,kamu harus bisa berdiri di atas kakimu sendiri ‘’.abah melotot matanya
‘’abah sudah abah,kecilkan suara abah,malu di lihat orang tua santri yang lain,istigfar abah istigfar’’,umi mengelus dada abah,abah mencoba mengatur nafasnya dan aku hanya menunduk, jam besuk sudah habis dan aku harus segera masuk kedalam pesantren,
‘’maafin selna abah,umi,selna janji akan nglakuin yang terbaik buat diri selna,’’kataku
‘’iya nak,lakukan yang terbaik buat dirimu,turuti kata hatimu,karna perubahan itu hanya akan datang dari diri kamu sendiri’’.kata umi memelukku,kupeluk umi dan mencium tangan abah,
‘’suatu saat kau akan mengerti apa yang abah maksud nak’’.kata abah memegang dadanya,aku menunduk,berlalu dari hadapan abah,ingin aku menangis,tapi aku harus ingat jika aku tak boleh nangis,aku nggak boleh cengeng....
*****

‘’hey ....’’.efril mendekatiku
‘’hmmmmm efril’’.ku lontarkan senyumanku padanya
‘’kenapa sih,kok kelihatannya sedih gitu’’.tanyanya
‘’nggak..nggak papa kok,aku nggak lagi sedih,justru aku tengah bahagia karna tlah mendapatkan semuanya’’.kataku tersenyum kecut
‘’oiya????bohong,kamu belum mendapatkan segalanya’’.katanya memalingkan muka
‘’kata siapa,aku menang,aku tlah mendapatkan semuanya,cerpen-cerpenku tlah di muat di majalah-majalah,dan aku tinggal nunggu panggilan untuk membuat novel,kurang apa’’.aku beranjak, memunggunginya
‘’kamu memang tlah mendapatkan semuanya selna,kamu memang menang,tapi kamu kalah selna kamuu kalah,kamu nggak bisa memenangkan hatimu,kamu nggak bisa menuruti kata hatimu,kamu selalu membohongi hatimu’’.akunya
‘’kata siapa,aku suka dengan hidupku yang sekarang,aku bahagia’’.
‘’menangislah na,jika kamu memang ingin menangis,aku tau yang kamu rasain,kamu kecewa dengan keputusan orang tuamu kan,kamu kecewa karna mereka membawamu kesini,kamu kecewa karna apa yang kamu inginkan selalu bertengtangan dengan abahmu’’.
‘’kamu sok tau,aku tak pernah berpikiran sejauh itu’’.kataku menatapnya
‘’sorotan matamu yang mengatakan itu semua padaku na’’.dia menatapku dengan tajam,aku terdiam
‘’aku lemah fril,aku lemah,aku nggak tau apa yang aku rasakan ini hanya lah perasaanku saja atau memang begitu kenyataannya,yang pasti aku kecewa dengan mereka,terutama abah,beliau begitu marah denganku hanya karna raportku merah,padahal aku begitu karna aku ingin nyari uang sendiri,sedangkan dulu waktu tetehku memiliki kesalahan abah tak pernah semarah itu padaku,aku ingat sangat sangat ingat pesan pesan abah padaku,tapi nggak gini caranya,abah dengan gampangnya memaafkan kesalahan teteh sedangkan aku....nggak fril nggak,aku sakit,hatiku menangis,dari kecil aku merasakan ini,tapi aku selalu membuang perasaan ini jauh-jauh karna aku nggak mau mengundang rasa benci di benakku, karna aku sayang sama abah fril’’.akuku
‘’menangislah na’’.afril memberikan pundaknya
‘’nggak fril,aku udah janji jika aku tak akan menangis hanya karna masalah seperti ini, aku ingin membendung air mataku,karna suatu saat aku akan menangis karna orang yang aku sayang akan pergi dariku’’,kataku
‘’setiap orang tua slalu menginginkan yang terbaik untuk anaknya,nggak ada orang tua yang nggak sayang dengan anaknya,suatu saat kau akan tau apa maksud abahmu kenapa abahmu begitu keras sama kamu na’’.efril menepuk pundakku,aku tersenyum
‘’makasih ya fril,kau sudah mau menjadi temanku’’.aku menoleh padanya
‘’aku akan slalu jadi temanku na,tenanglah..’’,katanya menepuk pundakku’’masuk yuk’’.ajaknya dan aku hanya mengekor di belakangnya.... semenjak itu abah dan umi tak lagi menjengukku,tak sekalipun,aku mencoba menguatkan hati,mulai aku menuntut ilmu dengan sungguh-sungguh,aku harus bisa memegang kata-kataku,saat aku rindu dengan abah dan umi aku selalu mengirim surat,aku juga tak lupa menanyakan si kecil keponakanku,dia sudah mulai belajar berjalan,pasti lucu,aku tak sabar segera menyelesaikan studyku disini dan segera berkumpul dengan keluarga,dan aku juga tak lagi mempermasalahkan jika aku tak lagi di beri uang bulanan,karna pendapatanku menjual cerpen udah lebih dari cukup untuk membiayai hidupku,aku hanya ingin membuktikan jika aku bisa,dan abah....abahlah yang selalu membalas surat-suratku,tapi aku justru merasakan jika itu umi yang membalas,dari kata-kata yang di ucapkan aku bisa merasakan jika itu umi,tapi aku mencoba membuang jauh-jauh rasa itu,mungkin saja abah sudah mulai luluh hatinya,tapi sudahlah,yang penting abah yang telah membalasnya,itu yang membuatku lebih semangat menjalani semua ini . . .semangat dari abah.
*******

Aku telah siap dengan pakaian dan semua perlengkapanku untuk acara perpisahan nanti,3 tahun tlah berlalu dan aku seneng bisa melewati ini semua,aku bangga dengan diriku,aku bisa menepati janjiku pada abah,abah pasti bangga karna nilaiku tak lagi merah dan aku akan segera meluncurkan novelku,aku tak bisa membayangkan betapa bangganya abah dan umi nanti padaku,dan pastnya abah telah janji jika abah akan datang pada perpisahanku ini dan akan menjemputku untuk pulang,batinku tersenyum di depan kaca dengan baju toga yang ku kenakan.
‘’cie..yang mau jadi penulis terkenal’’.santi meledekku
‘’iih apaan sih,aku kan jadi malu’’.kataku tersipu malu
‘’beneran tau,udah ayoo kita ke depan,pasti udah di tungguin’’.ajak santi,dan aku hanya mengiyakan saja
‘’selna..’’.efril memangilku
‘’efril..’’ku hentikan langkahku,menoleh kebelakang
‘’nggak nyangka ya,udah 3 tahun kita disini,dan kamu udah berhasil buktiin ke abahmu jika kamu bisa melewati masa-masa ini’’.katanya membarengi langkahku
‘’iya frl,aku juga nggak nyangka bisa nglakuin ini semua,’’kita pun duduk di barisan paling depan,acara demi acara telah di laksanakan ,saatnya pengumuman siswa yang berprestasi,dan ternyata namaku yang di sebutkan menjadi santri yang berprestasi,aku senang pastinya,nama orang tuaku pun di panggil tapi tak kunjung abah ataupun umi maju ke depan,aku pun lari kebelakang panggung dan efril mengejarku...
‘’selna..selna’’.efril menahanku
‘’kemana abah dengan umi fril kemana,abah udah janji akan datang hari ini,tapi nyatanya????abah mengingkari janjinya,mereka benar-benar udah nggak sayaag lagi denganku,buat apa aku nglakuin ini semua,buat apa aku mendapatkan semuanya jika abah dan umi tak turut merasakannya’’.aku mencoba tak menangis
‘’selna...trimakasih ya atas pialanya,umi bangga sama kamu’’,suara umi mengagetkanku,
‘’umi.....’’.
‘’iya sayang...selamat ya nak atas kemenanganmu,kamu udah buktiin sama kami,abahmu pasti bangga denganmu nak’’.umi mengelus kepalaku
‘’nggak umi,abah tak pernah bangga padaku,nyatanya abah tak datang untuk mengambilkan piala dan menjemputku’’,kataku tidur di antara paha umi
‘’abahmu tak pernah mengingkari janjinya nak,abahmu selalu menepati janjinya,seperti kamu,kamu tlah menepati janjimu menjadi anak ke banggaan kami nak,abahmu pasti bangga sama kamu,abahmu disana pasti melihatnya’’.kata umi
‘’maksud umi apa???’’,aku tak mengeri,mengangkat kepalaku
‘’ayahmu tlah pulang ke pangkuanNYA, sepulang dari menyambangimu,kami mengalami kecelakaan,abahmu luka parah,uang abahmu habis untuk biaya pengobatan abahmu,abahmu bilang kau tak perlu mengetahui itu semua,yang perlu kamu tau hanyalah jika abahmu sayang sama kamu,abahmu berhasil membuat kamu menjadi anak sukses nak,dengan menyekolahkan kamu ke pesantren kamu akan dapat mendoakan abahmu jika abahmu sudah tak lagi di dunia ini,abahmu memang tak pernah mengabulkan apa yang kamu inginkan,tapi abahmu mencoba memberikan apa yang kamu butuhkan,Cuma itu yang abah inginkan’’.jelas umi,tak terasa aku merasakan sesuatu mengalir di pipiku,air mata yang sekian lama tak pernah mengalir di pipiku dan kini aku meneteskannya tanpa aku menginginkannya,apakah ini saatnya aku menangis????
‘’teru surat-suratku umi????’’.
‘’umi yang membalasnya,itupun pesan dari abahmu,slama ini abahmu telah melakukan banyak hal yang kamu nggak tau nak,abahmu selalu melakukan yang terbaik untukmu,sekarang lakukan yang terbaik untuk abahmu nak,lakukan’’.kata ibu memelukku
‘’umi....’’.aku memeluk umi erat-erat, slama ini aku tlah salah menilai abah,abah menginginkan yang terbaik untukku,tapi mengapa aku mengecewakan abah,aku slalu membuatnya marah,bahkan aku sempat ingin membencinya ketika abah terlalu keras padaku,anak macam apa aku ini,abah melakukan ini semua untuk masa depanku tapi mengapa aku tak pernah menyadari ini semua,maafin selna abah maafin selna,selna janji akan jadi anak kesayangan abah...selna janji akan selalu ngebahagiain umi,bukan harta karna kesuksesanku nanti yang abah inginkan dariku,tapi doa dan bagaiman aku bisa menghargai setiap detik hembusan nafasku apa aku bisa bersyukur atas nikmat yang di berikan allah padaku,karna harta bukanlah segalanya,abah hanya menginginkan jika aku mengirimkan doa untuk abah ketika abah tlah tertidur di bawah tanah yang abadi ini untuk selama-lamanya,abah tak mau jika aku tersesat di dunia,abah hanya ingin aku bisa menikmati hasil kerja kerasku di saat tua nanti dan aku bisa mendapat bekal buat aku di akhirat nanti ....

Tamat . . . .

Karya
Nama : Rahma Mamlu'atul Maula
Facebook : Rachma Chirasstoryastra Maulla

Ajalku Datang Saat Aku Bahagia

Oleh Shovi Syarbini

Intan kirna nama sang gadis yang pintar dan cantik, dia dari keluarga yang kurang, namun dari kekurangannya itu dia sangat tidak terlihat karna kelebihan yang dia milikilah. Banyak guru yang suka dan kagum padanya selain dia mengharumkan namanya sendiri, dia juga mengharumkan nama sekolahanya, selain para guru yang suka padanya, para siswa dikelas bahkan disekolahnya pun tergila-gila pada Intan. Disekolah Intan hanya memiliki satu orang sahabat saja, bukan karna dia dimusuhi oleh para siswi melainkan dia hanya merasa nyaman hanya dengan satu sahabatnya itu. Devi, nama sahabat yang sejak kelas satu mereka bersama.

Waktunya masuk kelas, karna bel telah berbunyi. Saat jam pelajaran berlangsung bu rini bertanya pada intan, akan tetapi yang menjawab bukan intan, melainkan para siswa yang suka dengan intan, mereka berbondong-bondong mencari muka dengan intan, supaya intan jatuh hati pada mereka, namun karna intan siswi yang pendiam, dia hanya tertunduk malu sambil senyum kecil. “ nengok ke’sekaliii aja ke’ gw, intan ? “ teriak salah satu siswa dari belakang, namun intan hanya menunduk saja tidak memperdulikan ocehan orang lain. “ sudah… sudah kalian ini pada genit, sudah perhatikan kembali buku kalian !” ucap bu rini menenangkan kelas. “genit banget sie lo jadi cowok ? lagian apa bagusnya coba sie intan ? “ celoteh Dera karna tidak suka dengan Intan. “ lah… ngapa ? lo iri kan sebenarnya ama si, intan ? ngaku lo ?” serbu para siswa. “ sudah… sudah malah dilanjutkan lagi ? ayo kita belajar lagi “ angkat bicara bu rini dengan nada sedikit emosi

Waktu istirahat pun tiba
Saat Intan dan Devi ingin keluar kelas, di depan pintu kelas mereka dihadang dengan geng yang gak suka terhadap Intan dan Devi, mereka pun habis dipukuli oleh geng itu dan ketua geng itiu adalah Dera, tidak ada yang berani untuk melaporkan kepada guru, karna jika ada yang melaporkan maka geng itu akan memberikan hukuman yang sangat parah, geng itu sangat berkuasa satu sekolah, karna selain mereka kelas 3, mereka juga dari anak yang terlahir dari keluarga yang kaya, mereka terkenal kejam, mereka akan melakukan segalanya untuk bisa mendapatkan apa yang mereka inginkan, Intan pun banyak darah yang keluar dari bibir kecilnya itu, karna penganiayaan yang dilakukan geng itu.

Jam istirahat pun selesai
Saat jam istirahat selesai, Intan dan Devi masih belum masuk kedalam kelas, karna harus membersihkan darah yang keluar dari bibirya itu, saat selesai membersihkanya mereka berdua pun kembali kedalam kelas, dan saat mereka masuk kedalam kelas ternyata ada siswa baru, dia sedang memperkenalkan diri.
“ tunggu angga, maaf ibu potong yah ?”.
” oiyah bu, gpp” jawab angga
“ kalian berdua kenapa baru masuk kekelas ? dari mana kalian ? intan, kenapa sama bibir kamu ? Devi, kamu juga kok pada berantakan gini ?” Tanya bu hikmah yang terkenal crewet itu
1 jawaban belum dijawab bu hikmah langsung memberikan pertanyaan yang bertubi-tubi . “ tadi kita habis jatuh bu, makanya kita jadi berantakan terus berdarah dech, maaf yah bu kita telat masuk kelasnya ibu “ jelas Devi ke bu hikmah, bu hikmah pun menganggukan kepalanya dan mempersilahkan mereka berdua duduk.
Pelajaran pun kembali dilanjutkan dan anak baru itu pun dipersilahkan duduk. Rangga memiliki wajah yang tampan, kulit yang putih, rambut yang hitam dan berdiri tegak, banyak siswi yang tertarik padanya.

3 Bulan kemudian
Waktu terus berjalan dan pertemanan antar Intan dan Angga pun terjalin dengan baik, bahkan Angga sudah memiliki rasa kepada Intan, namun dia hanya diam tidak berani untuk mengutarakannya, lagi pula Angga merasa takut jika Intan tau perasaannya maka dia akan menjauhi Angga.

6 bulan kemudia
Waktu Akhir Semester pun kini hampir tiba. Rangga sudah menceritakan semua perasaannya kepada sahabatnya Intan, yaitu Devi. Devi pun masih merahasiakannya dari Intan, dan rencananya mereka akan memberitahu intan setelah liburan nanti.

Waktu terus berjalan, waktu liburan pun kini tiba, walau belum dikasih tau tentang kabar kelulusan mereka, tapi mereka yakin kalau mereka itu akan lulus, suatu hari ditengah liburan berlangsung Devi mengajak Intan untuk berlibur disuatu villa, hingga akhirnya Intan pun setuju untuk semua rencana yang sudah Devi rencanakan, namun Devi tidak bilang kalau Angga juga ikut dengan mereka berdua.
Sesampainya divilla, Intan terkejut, karna seseorang yang membukaan pintu ternyata Angga, “ angga, kamu kok disini ?” ucap Intan karna terkejut,
“ oh iya, aku lupa kasih tau kamu intan, kalau villa yang kita datangi sekarang itu milik keluarga angga”, jawab Devi menjelaskan
“ hy, dev? Hay intan ?” sapa angga
“ oh gitu yah ? hy juga angga ?” jawab intan

Hingga dimalam yang dingin nan indah karna banyak bintang dilangit membuat suasana terlihat romantic, intan tidak tau menau tentang apa yang mereka berdua rencanakan, dalam lamunan, intan, sangat khusuk, sampai-sampai dia tidak sadar dengan kehadiran angga.
“ intan !” panggil angga ke intan yang masih khusuk menikmati bintang-bintang
“ eh kamu angga ? udah lama disini ?”intan pun bertanya kembali
“ aku tau, aku hanya seorang siswa baru, aku tau aku hanya orang baru diikehidupan kamu, intan jujur, setelah aku mengenal kamu sejauh ini, aku tuh sudah memiliki rasa sayang bahkan mungkin rasa cinta, dulu aku anggap kamu Cuma sebagai sahabat aku, tapi sekarang semua berbeda, aku sudah pendam rasa ini cukup lama, aku gak berani untuk mencurahkan isi hati ku. Intan… aku cinta sama kamu, mau kah kamu menjadi pacar ku ?”

Intan terkaget mendengar ucapan-ucapan angga, dia hanya terdiam, hingga akhirnya Devi pun datang untuk membantu angga.” Iya tan, angga tuh sebenarnya udah lama suka sama kamu, dia dari dulu udah bilang ama aku,Cuma ama dia disuruh rahasian dulu, intan, udah kamu terima aja ?” penjelasan Devi. Intan pun angkat bicara. “ iya, sebenarnya aku juga udah tau dari dulu, aku mendengar semuanya tanpa disengaja, Cuma aku pura-pura gak tau. Aku juga sayang sama kamu angga. Aku mau jadi pacar kamu !”
Itulah jawaban yang sangat diinginkan Angga, hingga akhirnya jawaban itulah yang keluar dari mulut yang sekarang sudah menjadi pacarnya itu.

Mereka bertiga lulus dengan nilai yang sangat baik, pesta pun diadakan disekolah mereka semua party untuk yang terakhir kalinya, dan tema yang diangkat dari party ini romeo and Juliet, dan akan diadakan lomba dalam party itu, siapa yang biasa dansa bersama pasangannya secara romantic dan banyak disukai dengan kawannya, maka itulah pemenanangnya

Angga dan Intan pun menerima ajakan Deva mantan musuhnya, mereka pun berdansa bersama. Lomba pun selesai dan pemenangnya adalah Angga dan Intan, mereka dinobatkan sebagai romeo and Juliet sampai tahun depan.

Sepulangnya dari party, Angga mengajak Intan kembali kerumah, dengan rasa yang sangat bahagia mereka selalu tertawa bersama, mereka berdua pulang dengan berjalan kaki, di jalan mereka bercanda dan tertawa dengan sangat lepas, namun ditengah candaan dan tawaan yang mereka lakukan, ternyata ada perasaan yang sangat mengganjilkan hati angga, namun entah apa yang angga rasakan, angga pun langsung memeluk Intan dari belakang. “ sayang, kamu tau ga kalau sekarang aku bahagia banget, aku harap hingga anak cucu kita tau kalau kita saling mencintai satu sama lain dan saling setia satu sama lain, kita harus menceritakan sedetail-detailnya kepada mereka kelak yah ?”. intan pun meng-iya-kan semua perkataan kekasihnya itu. “ sayang kamu kok nangis ?” ucap intan bertanya kepada angga. “ aku gak nangis kok sayang ! ini memang air mata, tapi air mata yang keluar dari mata itu bukan berarti air mata kesedihankan ?. ini air mata kebahagiaan, aku sayang banget sama kamu, kamu jangan pergi yah ?”.
Belum sempat intan menjawab pertanyaan angga, entah mobil apa yang berjalan seperti orang yang sedang mabuk mendekat kearah mereka berdua, duuuuar…. Suara tabrakan yang sangat keras pun terjadi.

Mereka pun terpental kedalam jurang, tidak ada yang tau kecelakaan ini, karna mobil yang menabrak mereka berdua kabur meninggalkannya, pagi pun tiba, pagi yang cerah dan sejuk ini adalah kesukaan intan, intan sangat suka dengan udara pagi, namun berbeda dengan pagi ini. Angga tersadar dari pingsannya, masih dalam keadaan yang cukup parah angga tidak memperdulikannya, angga langsung mencari keberadaan kekasihnya itu, mereka tidak begitu jauh terpisah. Angga pun bangkit dan dia pun langsung membangunkan kekasihnyanya. Angga mengecek denyut nadinya. Sudah tidak ada bunyi. “ tidak… intan sayang bangun, kamu udah janji sama aku kalau kamu gak akan ninggalin aku. Sayang bangun ?” tidak ada jawab dari intan. Ternyata intan memang sudah tiada. Angga pun mengangkat jenazah kekasihnya itu. dengan penuh nangisan.
Singkat cerita
Kini Angga sudah bukan menjadi angga yang dulu, yang selalu ceria atau pun bercanda, angga kini menjadi sangat pendiam, bahkan dia pergi villa kenangan itu, tidak ada yang tau keberadaannya, namun Devi sudah mengira/ sudah tau dimana dia berada. Seminggu kemudian Devi dan Sandra ( pacar Devi) pergi bersama ke villa itu untuk melihat keadaannya Angga.
Mereka berdua pun terkejut melihat keadaan didalam kamar Angga, karna
Angga mati bunuh diri, dia pun memberikan sepucuk surat untuk orang yang ditinggalkannya, dengan penuh tangisan yang sangat teramat Devi membacakan surat itu, Angga mati karna dia sangat merasa bersalah dengan apa yang terjadi dikehidupan ini, dia tidak terima kalau Intan hanya mati seorang diri, maka dari itu angga ingin menemani intan dikesendiriannya. Cinta mereka pun abadi.

Penerbit
Nama penulis : Shovi Syarbini
Email : shovilagiapa@yahoo.co.id
Facebook : shoviirsyad@yahoo.co.id
Twitter : @ShopiaNoer

Salahkah Aku Menunggumu


Sekali lirik, naksir, deketin, kenalan , PDKT, jadian, diputusin, GALAU
Cari yang lain, naksir lagi, deketin, kenalan , PDKT, jadian, diputusin, GALAU lagi,
Begitu aja terus 
Hmmm,, memang cukup sulit juga ya pengen berhubungan awet.


Nama saya Abel, saya ini salah satu cowok yang setiap kali berhubungan (pacaran) pasti ujungnya disakitin, saya yang selalu di selingkuhin, di tinggal tanpa kabar, diam diam ternyata pacar saya itu hamil, dia yang ternyata udah punya suami, dan sudah 3 kali terakhir ini saya ditinggal nikah, bahkan ditinggalin pacar meninggal dunia juga pernah, ckckck,, cukup lengkap sudah pengalaman cinta yang saya alami.

Pada tahun 2013 saya memutuskan untuk tidak mau pacaran lagi, karena saya takut hal serupa terjadi lagi. Saya niatkan untuk bekerja keras dulu, mengumpulkan uang sebanyak banyaknya, karena Ibu saya pernah bilang, " Nak, Kamu jangan putus semangat kalau cuma gara gara putus Cinta,  galau buang jauh jauh,, sekarang kamu cari uang dulu yang banyak, percaya sama Ibu, kalau kamu sudah punya banyak uang, gak akan ada lagi cewek yang bisa ngerendahin kamu " , itu kata kata yang selalu saya ingat saat itu.

Akhirnya tahun 2015 datang juga, sudah 2 tahun saya tidak punya pasangan, selama itu terkadang saya selalu merasa kesepian, kalau lagi jalan jalan, terus liat orang pacaran, gandengan tangan, mesra mesraan, duh, rasanya tuh seperti sedang berjalan di atas kulit durian, aw aw gimana gitu,, tapi mengingat kata kata Ibu saya , saya harus bisa mengontrol diri, dan selalu berfikir, abaikan saja.

Namun dipertengahan tahun 2015, tidak tau kenapa, saya merasa kesepian itu semakin lama semakin menyiksa, saya yang kurang dapat perhatian, kurang kasih sayang, kurang hiburan, dan yang lainnya, disitulah saya berniat untuk mencari seseorang yang akan saya perjuangkan sampai kapanpun, saya yang tidak akan membuatnya pergi menyia nyiakan sebuah hubungan lagi.
Namun,, hal yang salah terjadi dengan saya, saya yang jatuh cinta sama seseorang , Namanya Lia, yang katanya dia sudah punya seorang kekasih, dia adalah anak baru yang kerja di kantor cabang, dia adalah sodara dari teman saya, pada saat itu saya baru sekali melihat dia, saya hanya melihat punggungnya saja, itupun hanya sekejap pandangan,  tapi anehnya, saya merasa seperti ditarik sesuatu agar saya bisa mendapatkan dia.

Setelah pulang kerja, saya langsung menuju tempat tidur untuk istirahat, hari itu hari yang sangat melelahkan, rasanya ingin tidur sepanjang hari, tapi didalam pikiran saya, ada satu hal yang membuat saya tidak bisa tidur, pikiran saya jadi penasaran dan mempertanyakan " Secantik Apa sih Dia ??".
Dengan rasa penasaran yang kuat, akhirnya saya menghubungi teman saya untuk menanyakan si Dia,
" Tara, mau nanya,  Kamu punya pin BBM nya Lia gak "
" Buat apa bel ?"
" Tau nih, saya penasaran pengen liat wajahnya dia, ya sekalian kenalan lah, hehehe... ?
" Serius kamu mau pin BBM nya, tapi jangan galau ya, hehehe? "
" Nggk tenang aja , mana coba kirim sekarang !"
Tak lama teman saya mengirimkan pin BBM Lia
" Tuh udah saya kirim "
" Oke terimakasih bro,, "
" Iya sama sama, inget jangan galau ya,, ? " ledek Tara
" Nggk lah, Saya cuma pengen liat wajahnya aja ko,, heheh "

Saya pun langsung meng invite pin BBM nya Lia, dan saat itu juga Lia langsung menerima pertemanan dari Saya,  Disitu saya merasa senang dan mulai untuk kenalan,
" Ping "
" Ping Juga "
" Hehehe, maaf ya saya lancang udah minta pin BBM kamu sama Tara tanpa izin kamu dulu "
" Gak apa apa, santai aja :) "
" :) ... Kamu cantik "
" Masa ,, :) makasih ya "

Seharian kita BBM an, Saya dan Lia mulai akrab dan saya juga juga tidak memakai kata "SAYA" lagi, tapi jadi "AKU".
Saya yang selalu ingin tau kabarnya Lia, Saya tak lewat menyempatkan waktu untuk bisa menghubungi Lia lewat BBM, setengah bulan kita sering chatingan, saling perhatian, yang tadinya saya hanya sekedar suka, saat itu berubah menjadi perasaan Sayang, saya yang selalu memberi perhatian terhadap Lia, Liapun merasa nyaman dengan saya, dan timbulah rasa sayang Lia ke saya, meskipun saya tau kalau Lia sudah punya kekasih, tapi saya tidak perduli, karena sifat saya, kalau sudah sekalinya sayang susah buat diganggu gugat, apapun keadaannya
Selama satu bulan saya dan Lia terasa semakin dekat, saya dan Lia pun udah mulai menggunakan panggilan sayang, ya meskipun cuma bisa sayang sayangan lewat hp, .

Saya pengen banget bisa jalan sama Lia, suatu saat saya coba ajak Lia buat jalan jalan,

" Sayang, aku pengen banget bisa jalan jalan sama kamu, pengen ngerasain berdua sama kamu, sampai kapan kita kaya gini terus, masa mesra mesra di bbm aja, aku kan juga pengen duduk di samping kamu "
" Kamu sabar ya, kamu tau sendirikan, setiap malam pacar aku pasti main kerumah, dan aku gak bisa nolak, ini aja dia lagi dijalan menuju rumah aku, nanti aku kabarin lagi ya, jangan bbm aku dulu sebelum aku bbm duluan, takut ketauan dia "
" Iya udah ", Jawab saya dengan rasa kesal

Keadaan seperti itu tidak cuma terjadi satu kali, setiap malam saya harus menunggu kabar dia kalau dia sudah beres pergi sama pacarnya.
Lama kelamaan saya merasa gelisah, Lia yang tadinya selalu memberi kabar tiap saat, sekarang Lia jarang menghubungi saya, saya yang selalu ingat pesan Lia " Jangan bbm aku dulu sebelum aku bbm kamu duluan, takut ketauan dia !!! " disitu saya tidak pernah berani buat menghubungi dia duluan , Saya yang harus sabar menunggu kabar dari Lia.

Pada suatu saat, Tepatnya pukul 12 malam Lia menelepon saya, dengan rasa heran saya berpikir
" Tumben telepon malam malam,, " saya langsung angkat teleponnya,
" Hallo "
" Iya hallo, besok pulang kerja kita jalan yu, tapi aku pulang kerumah dulu, abis magrib baru kita janjian di sevel "
" Serius, hayu hayu hayu, " Saya merasa senang sekali,
Namun Saya baru sadar, kalau di dompet saya cuma tersisa uang 10.000, dengan sibuk saya cari pinjaman uang, dan akhirnya saya dapat pinjaman uang 100.000 dari teman saya.

Setelah pulang kerja pukul 4 sore, saya dengan semangat langsung bergegas mempersiapkan diri untuk bertemu dengan Lia.
Pukul 5 sore saya berangkat menuju lokasi tempat dimana kita janjian, dikarenakan lokasinya lumayan jauh dari tempat tinggal saya, jadi saya memilih untuk berangkat lebih awal. Sepanjang perjalanan saya tak henti tersenyum, karena saya mau bertemu dengan wanita kesayangan saya, ditengah perjalanan , ada pesan masuk di BBM saya, dan itu BBM dari Lia,
" PING!!! " 
" Iya " jawab saya
" Maaf, ini dengan mas Abel ya "
Saya merasa heran, kenapa Lia BBM seperti itu,
" Iya , kenapa? "
" Saya pacarnya Lia mas, maaf saya cuma mau tanya, saya sempet baca BBM an Mas Abel sama Lia, kalian ada hubungan apa ya? "
Saya kaget, ternyata yang BBM itu pacarnya Lia, dengan sedikit kesal saya jawab
" Gak ada hubungan apa apa, saya cuma teman kerjanya, memang nya kenapa ? "
" Oh gak apa apa Mas, saya cuma mau menanyakan itu saja, yasudah Mas Abel, maaf saya ganggu waktunya, terimakasih "
" Iya sama sama "

Sepanjang perjalanan saya berpikir, " Kalau yang bbm itu pacarnya Lia, berarti Pacarnya lagi ada dirumah Lia, terus kalau Pacarnya ada dirumahnya Lia, berartiiiiii.... " 
Saat itu saya sangat merasa kesal, karena janji untuk bertemu Lia sepertinya gagal, tapi karena Lia tidak memberitahu saya kalau hari ini perjanjiannya batal, Saya tidak kembali pulang, namun meneruskan perjalanan, sesampainya di lokasi tujuan, Saya mau menunggu sampai Lia memberi kabar, Terhitung dari Magrib sampai pukul 12 malam, saya tak menyerah menunggu kabar dari Lia, sampai menjelang pagi, sama sekali tidak ada kabar darinya. Saya merasa sedih dan kecewa, karena Lia setega itu membiarkan saya menunggu, akhirnya saya terpaksa pulang karena hari itu harus bekerja. Karena Kejadian tadi malam, saya yang tidak tidur, perasaan kecewa terhadap Lia, kerjaan saya jadi tidak beraturan, saya kehilangan semangat.

Sudah 2 hari berlalu tanpa kabar dari Lia, saya merasakan sesuatu yang hilang, nafsu makan hilang, semangat kerja hilang, selalu ingin menyendiri, teman teman saya merasa ada yang aneh dari saya. mereka yang tau apa yang sedang saya rasakan, mereka selalu memberikan saran agar saya harus bisa melupakan Lia, agar saya harus terbiasa tanpa Lia, salah satunya tara teman dekat saya.

" Bel, kamu kan sudah janji sama saya, kalau kamu gakan galau lagi "
" Tapi ini beda Tar, ini bener bener beda dari cewek yang sebelumnya "
" Aduh Beeell Belll,, kamu tuh ya, kaya yang gak ada cewek lain aja, kamu tengok kiri tengok kanan dong, banyak cewek yang lebih dari Lia "
" Gak Ada Tar " Jawaban singkat dari saya
" Bukan gak ada Bel, tapi kamu yang gak mau nyari "
" Nggk Tar, saya gak mau nyari yang lain, saya maunya Lia , titik " saya langsung meninggalkan Tara dengan rasa kesal
" Bel Abel,, emang kamu tuh cowok setia yang belum pernah saya lihat. gokil "

Suatu saat, saya mendapatkan pesan dari Lia, bahwa Lia pengen akhirin hubungan kita yang gak jelas ini, Lia yang merasa tidak tega kalau harus memperlakukan saya dan pacarnya seperti ini lebih lama lagi, Lia yang merasa bingung, Lia yang sudah berhubungan selama satu tahun dengan pacarnya, tidak mungkin bisa putus begitu saja cuma gara gara saya, karena Lia pun sangat menyayangi kekasihya.

"Maafin aku ya, 2 hari ini aku gak ngasih kabar sama kamu, selama ini aku berfikir, kalau kita gak bisa lanjutin hubungan ini, jadi mulai sekarang kita bersikap biasa aja, jangan terlalu berlebihan, aku ngelakuin ini semua demi kamu, aku cuma takut kalau aku gak bisa menjadi apa yang kamu mau, aku juga gak mungkin bisa ninggalin pacar aku, rasa sayang aku ke dia terlalu besar, maafin aku ya, aku harap kamu gak marah dan paham apa maksud aku, sekali lagi maafin aku ya, semoga kamu terbiasa hidup senang tanpa ada aku yang dulu selalu nemenin kamu, maafin aku, "

" Iya, aku paham ko , aku ngerti, gak ada hak juga buat aku marah marah sama kamu, aku bukan siapa siapa kamu, dan untuk keputusan kamu aku coba buat bisa terima, karena itu buat kebahagian kamu juga, aku seneng kalau liat kamu seneng, aku bahagia kalau liat kamu bahagia meskipun bukan karena aku. Tapi satu hal yang harus kamu inget, sampai kapanpun aku bakalan selalu cinta sama kamu. Kalau suatu saat nanti tiba tiba kamu mendapatkan pertanyaan " Abel masih sayang gak ya sama aku?? " saat itu juga kamu akan dapat jawabannya, kalau  " Abel akan selalu sayang dan cinta sama kamu ", yang pasti, aku akan selalu mendoakan kamu hidup bahagia, aku gak pernah berharap agar kamu bisa berpisah sama pacar kamu, tapi aku disini akan menunggu kamu, sampai kamu sadar, bahwa disini ada aku yang selalu menanam rasa sayang aku ke kamu, menanam rasa sayang yang semakin lama semakin tumbuh, dan rasa sayang itu buat kamu. Sekarang kamu jalanin lagi aja hubungan kamu sama pacar kamu dengan baik, Jangan mikirin aku, aku bisa ko ngerasain semua ini sendirian, aku cuma minta izin sama kamu kalau aku disini mau menunggu kamu sampai kapanpun itu, jangan pernah kamu melarang atau menyalahkan aku buat nunggu kamu, karena aku seperti semua karenamu juga, karena kamu yang sudah merubah kehidupan aku. Selama kamu belum benar benar dinikahi pacar kamu, aku gakan nyerah buat nungguin kamu, sampai kapanpun itu, ini tanda bukti kalau Cinta aku ke kamu adalah nyata , Aku Sayang, aku Cinta, dan aku akan selalu merindukan kamu, Lia.."

Semenjak itu lah saya dan Lia tidak lagi saling ngasih kabar, karena kontaknya saya di BBM Lia sudah di hapus. Sekarang saya yang susah untuk bisa melihat wajah cantiknya Lia lagi, kabar baiknya Lia, senyum manisnya Lia, saya hanya bisa berdo'a, agar Lia bisa selalu diberikan kesehatan dan kebahagiaan disana, dan yang pasti, saya tidak perah berhenti menunggu dia meskipun banyak wanita yang menggoda saya, karena kasih sayang yang selama ini saya tanam, itu bukan untuk orang lain, Tapi itu untuk Lia.



Dalam hati saya selalu bertaya.
"Lia, Salahkah Aku Menunggumu"


Senyummu Masih Bisa Kulihat


Zhena dan yongki adalah teman dari kecil, rumah mereka bersebelahan dan mereka dilahirkan pada hari yang sama juga. Sejak mamanya meninggal dan papanya menikah lagi Zhena dititipkan pada mama Yongki yang juga sahabat mama Zhena untuk menjaga dan mendidik Zhena.
Saat itu Zhena berusia 6 tahun, dia harus kehilangan kasih sayang ibu dan ayahnya yang memang tidak menyayanginya setelah ia tergoda dan berselingkuh dengan seorang janda. Hal itu yang membuat mama Zhena kaget dan akhirnya meninggal karena serangan jantung. Namun Zhena juga tidak kekurangan kasih sayang karena mama papa Yongki juga sangat menyayangi Zhena seperti mereka menyayangi Yongki.

Suatu hari saat itu Zhena sedang duduk melamun didepan rumah. Dia mengingat semua kenangan bersama mamanya, saat bercanda bersama, bermain bersama, dan melewati hari-hari indah bersama. Zhena tersenyum melihat semua itu, namun senyuman itu berubah menjadi raut wajah yang sedih, karena ia juga harus mengingat kenangan terburuk karena melihat sosok mama yang sangat dicintainya meninggal didepannya. Air matanya sulit untuk terbendung dan terus menetes. Dalam hatinya ia sangat sedih dan kecewa karena ia tidak bisa menjaga mamaya seperti yang pernah ia katakan pada mamanya.

" Zhena janji akan jaga mama, dan akan menghapus air mata yang keluar dari mata mama " kata Zhena saat ia berusaha menenangkan mamanya yang sedang sedih. Zhena tertunduk lesu, seakan ia tidak bisa lagi melanjutkan hidupnya saat ia mengingat mamanya.
Dari jauh Yongki memperhatikan Zhena yang tertunduk didepan rumah dan bergegas untuk menghampiri karena ia tau Zhena sedang sedih mengingat mamanya.
" Dooorr...!!! Zhena lagi ngapain?? "
Namun Zhena tidak merespon yongki sedikitpun. Yongki berusaha membuat Zhena tersenyum kembali.
" Zhena, main yuk, main sepedah-sepedahan, atau makan ice cream, mama baru beli looh.. " hibur Yongki, Namun tetap saja Zhena diam.
Yongki bingung cara apa lagi agar Zhena bisa melupakan kesedihannya, lalu ia memanggilkan mamanya untuk berusaha menghibur Zhena dan mengembalikan senyum Zhena yang diam-diam selama ini dikagumi Yongki. Mama Yongki pun datang dan membujuk Zhena agar ia tidak bersedih lagi.
" Zhena, kamu kenapa sayang? "
Zhena hanya diam saja.
" Kamu nggak boleh kayak gitu sayang, kalau mama kamu lihat, mama kamu bakal sedih Zhena.. "
" Zhena kangen sama mama, Zhena ingin ketemu mama.. "
" Kalau kamu kangen sama mama kamu, kamu bisa bilang sama tante, nanti kita sama-sama nengokin mama kamu " kata mama Yongki
berusaha menenangkan Zhena dan berniat mengajak Zhena ke makan mamanya.

Setelah sampai dimakan mamanya, Zhena langsung duduk bersimpuh dan memeluk nisan mamanya. Seakan ia tidak ingin melepasnya. Terlintas diingatannya saat ia masih bisa memeluk mamanya, hatinya sangat hancur, dalam usia yang seharusnya masih dalam kasih sayang kedua orang tuanya, namun ini berbeda, Zhena harus menerima kenyataan yang terjadi pada dirinya

Angin berhembus kencang, menyebabkan daun pohon kamboja itu jatuh mengotori tempat persemayaman seorang wanita yang 15 tahun telah menempati dan menjadikannya tempat peristirahatan terakhirnya. Sosok gadis berusia 20 tahun duduk disamping gundukan tanah merah yang penuh dengan daun pohon kamboja. Tangannya yang halus mengambil dan membersihkan daun-daun yang jatuh diatasnya, dengan sesekali tangannya mengelus batu yang bertuliskan nama seorang wanita yang sangat dicintainya. Matanya yang mulai penuh dengan air mata itu tidak lagi bisa membendung kesedihannya.

Zhena, seorang gadis kecil yang ditinggal kedua orangtuanya 15 tahun lalu, kini tumbuh menjadi seorang gadis yang cantik, yang tegar menghadapi kenyataan terpahit dihidupnya. Ia tidak menyangka kalau ia bisa melewati semua yang terjadi padanya. Dengan air mata yang menetes dipipi merahnya, sesekali mulutnya tersenyum saat ia menatap dalam sebuah batu yang bertuliskan "Santi Natasia" namun lama kelamaan senyuman itu terasa sakit saat ia harus mengingat peristiwa 15 tahun lalu, saat ia berusia 6 tahun, saat ia melihat papa dan mamanya bertengkar, saat ia melihat mamanya jatuh dengan nyawa yang keluar dari tubuhnya, saat ia juga harus melihat mamanya dipakaikan kain putih ditubuhnya dan dimasukkan kesuatu tempat yang akan tertutup rapat oleh tanah. Saat itu juga ia harus kehilangan seseorang yang berharga dihidupnya. Disela-sela isakan tangisnya ia berkata.
" Lihat ma, Zhena udah besar, Zhena udah kuliah ma.. Zhena berhasil menjadi apa yang mama mau, Zhena berhasil menjadi anak yang mandiri, yang tegar dan tabah ma.., mama pasti senang lihat Zhena yang sekarang.. "
" Mama kamu pasti bangga punya anak sepertimu Zhen. " tiba-tiba suara itu terdengar dibelakang Zhena.
Teman Zhena dari kecil yang selama 15 tahun mengagumi dan tidak ingin melihat Zhena bersedih, ia rela melakukan apa saja asalkan Zhena bahagia. Ia duduk disebelah Zhena, merangkul dan menenangkan Zhena.
" Ma, Zhena beruntung banget ma, ada tante Dini, om doni dan Yongki yang sayang sama Zhena, mereka segalanya bagi Zhena ma. " katanya
dengan kepalanya disandarkan ke batu nisan mamanya.
" Tapi mama nggak usah khawatir, mama tetap segalanya buat Zhena. " imbuhnya dengan tersenyum.
Berjam-jam Zhena berada ditempat itu. Waktu kini menunjukkan pukul 2 siang. Cuaca hari ini tidak secerah kemarin, dari tadi awan hitam itu menyelimuti langit yang seharusnya berwarna biru.
Gerimis mulai mengguyur pemakaman itu. Zhena dan Yongki bergegas untuk meninggalkan tempat itu sebelum gerimis menjadi hujan yang lebat. Ditengah perjalanan menuju mobil Zhena dan Yongki bertemu dengan seorang laki-laki yang duduk bersandar dibawah pohon pinggir jalan pemakaman itu. Saat Zhena memandangnya , seakan Zhena tidak tega dan ingin menghampirinya, namun ia merasa tidak enak dengan Yongki, kepalanya yang sering celengokan menoleh kebelakang untuk melihat laki-laki itu ternyata diketahui Yongki, Yongki pun tau maksud Zhena. Akhirnya Yongki mengajak Zhena untuk menghampiri laki-laki itu. Laki-laki itu terlihat sangat sedih dan sangat putus asa, entah apa penyebabnya.

" Mas, ngapain disitu? Udah mau hujan loooh.. " Zhena mulai menyapa laki-laki itu dan akhirnya mereka berkenalan. Dendy nama laki-laki itu.

Beberapa bulan berlalu, hubungan Zhena dan Dendy sepertinya bertambah dekat, merka berdua pacaran. Kabar itu didengar Yongki, sebenarnya hati Yongki sakit mendengar kabar itu karena Yongki diam-diam menyukai Zhena, tapi Yongki berusaha menerima semua itu dengan ikhlas, karena baginya melihat Zhena bahagia itu sudah lebih dari cukup untuknya.

Suatu malam Dendy berencana mengajak Zhena ke suatu tempat yang sudah dipersiapkannya. Waktu itu saat Dendy ingin menjemput Zhena, kejadian tragis menimpanya. Mobilnya menabrak pohon, saat ia berusaha menghindari seseorang yang tiba-tiba menyeberang ditengah jalan. Orang-orang disekitar kejadian mengerumuninya dan membawanya kerumah sakit. Dirumah perasaan Zhena sangat cemas, ia berusaha menelefon Dendy tapi tidak ada jawaban. Selang semenit setelah Zhena berusaha menghubungi Dendy, tiba-tiba handphonenya berbunyi, dia senang karena yang menelfon Dendy, tapi kebahagiaannya berubah menjadi kekecewaan, karena ternyata dia bukan Dendy. Sempat Zhena bingung, kenapa yang berbicara bukan Dendy?? Dendy dimana?? Pertanyaan itu mengiang difikirannya. Lebih kaget saat Zhena mendengar kabar kalau Dendy mengalami kecelakaan. Tanpa pikir panjang Zhena menyusul Dendy ke Rumah Sakit ditemani Yongki. Setelah sampai dirumah sakit Zhena cemas memikirkan keadaan Dendy. Air matanya terus mengalir dipipinya, hatinya sedih, ia merasa tidak mau kehilangan orang yang ia sayangi kedua kalinya. Yongki berusaha menenangkannya, diraihnya tubuh Zhena kedalam pelukan Yongki.

" Menangislah dipelukanku Zhena, luapkan semua apa yang kamu rasakan"
Setelah beberapa jam Zhena menunggu, dokter keluar UGD dan memberitahu keadaan Dendy.
" Dokter, gimana keadaan Dendy?? "
" Dendy bisa diselamatkan kan Dok?? "
" Alhamdulillah Dendy selamat.. "
Hati Zhena terasa lega mendengar pernyataan Dokter.
" Tapiii... " Dokter melanjtkan perkataannya.
" Tapi kenapa Dok?? " Zhena mulai cemas " Dendy baik-baik saja kan Dok?? "
" Dendy selamat dari kecelakaan itu, tapi kami minta maaf, kami tidak bisa
Menyelamatkan organ penting yang dimiliki Dendy. " tutur Dokter.
" Maksud Dokter ?? " Zhena semakin cemas dan fikirannya kembali kacau.
" Kornea mata Dendy rusak karena mengalami benturan hebat pada waktu
Kecelakaan. "
Zhena hanya diam mematung, hatinya terasa sakit mendengar kekasih yang sangat dicintainya tidak bisa melihat.

1 minggu setelah kejadian itu Zhena kelihatan sangat bersedih, sesekali ia menangis membayangkan mamanya meninggal dihadapannya, membayangkan kekasihnya tidak bisa melihat, hatinya benar-benar hancur. Dari jauh Yongki memperhatikan Zhena, ia tidak tega melihat keadaan Zhena. Yongki yang tidak pernah ingin melihat Zhena bersedih, tidak pernah ingin melihat air mata Zhena membasahi pipinya, Yongki yang selama ini mencintai Zhena dan hanya ingin melihat senyumnya.
Yongki mendatangi dokter yang menangani Dendy, ia bermaksud untuk menolong Dendy agar Zhena bahagia. Dokter tidak bisa mengiyakan permintaan konyolnya itu, karena itu sangat membahayakan dirinya, namun Yongki tetap pada pendiriaannya, ia ingin mendonorkan matanya buat Dendy. Ia sudah siap dengan semua konsekuensinya, ia rela mati untuk melihat Zhena bisa tersenyum kembali dan akhirnya Dokterpun menyetujuinya.

" Walaupun aku nanti harus mati, toh aku masih bisa melihat senyum Zhena dengan mataku yang ada pada Dendy. " pikirnya saat ia terbaring ditempat operasi.
" Zhena, ini semua untuk kamu. " katanya dalam hati.
" Sudah siap Yongki? " tanya Dokter.
" Siap Dok, lakukan dengan baik untuk Zhena ya Dok.. "
" Sebelum operasi dilakukan, ada yang mau disampaikan? "
" Saya mau sms Zhena bentar ya Dok?! "
" Silahkan.. "
Yongki mengambil handphonenya dan menulis sms untuk Zhena
" Zhena, jaga diri kamu baik-baik, tetaplah tersenyum, jangan menangis lagi. Aku sayang kamu.." kata-kata itu yang terakhir kali diucapkannya. Hingga sampai saatnya tiba, ia merasa waktunya sedah semakin dekat, pelan-pelan ia pejamkan matanya dan untuk selamanya.

" Ini siapa sih, malam-malam ada sms.. " ketika Zhena ingin membaca sms tersebut, tiba-tiba ada panggilan masuk dari dokter yang menangani Dendy. Dokter berkata ada kabar baik untukknya dan menyuruh datang ke Rumah Sakit. Setelah tiba dirumah sakit Dokter menyampaikan bahwa ada orang yang sangat baik yang mau mendonorkan matanya untuk Dendy. Zhena sangat bahagia melihat kekasihnya dapat melihat lagi. Ditengah senyumnya yang lebar itu tiba-tiba Zhena berfikir sejenak.

" Kamu kenapa sayang?? " tanya Dendy yang sedang melihat Zhena agak sedikit bingung.
" Yongki kemana, dari tadi pagi kok nggak kelihatan. " katanya sambil membuka sms yang tadi belum sempat dibacanya.
Kaget saat Zhena membaca sms dari Yongki, ia semakin bingung kenapa Yongki bilang seperti itu, ia juga bingung karena Dokter tidak memberi tahu siapa yang sudah mendonorkan matanya buat Dendy. Zhena pun bertanya kepada Dokter, dia ingin membalas kebaikan orang tersebut, namun Dokter tidak memberitahukannya, karena Yongki sudah meminta agar merahasiakannya.

" Ada apa ya,, rumah kok rame banget..?? " pikirnya saat ia melihat dirumahnya banyak sekali orang berdatangan dengan memakai pakaian hitam-hitam. Zhena semakin curiga, dan langsung masuk kedalam rumah.

Seperti guntur yang menyambar hatinya, bagaikan hujan pisau yang menghujam jantungnya. Ia tidak bisa berkata-kata, kakinya terasa berat untuk melangkah, hatinya terus berkata "Itu bukan Yongki" Zhena lari kedepan rumah, duduk ditempat biasanya ia merenung. Disitu ia mulai berfikir, " apakah Yongki yang mendonorkan matanya untuk Dendy?? Tapi kenapa Yongki melakukannya dan mengorbankan dirinya?? Zhena ingat dengan sms yang terakhir dikirim Yongki. "Zhena, jaga diri kamu baik-baik, tetaplah tersenyum, jangan menangis lagi. Aku sayang kamu.." Zhena mencermati tulisan itu dan mencari-cari arti tulisan itu.

Tiba-tiba mama Yongki menghampiri Zhena, menenagkan Zhena, dan menceritakan semua pada Zhena. Zhena kaget dan hampir tak percaya Yongki melakukan semua itu untuknya. Zhena merasa bersalah kepada orang tua Yongki.

" Tante, maafin Zhena. Zhena yang udah bikin Yongki jadi kayak gini, tante boleh laporin Zhena ke kantor polisi.."
Namun tante Dini hanya tersenyum mendengar perkataan Zhena.
" Tante, Zhena udah terlalu banyak hutang budi sama tante, dan sekarang Zhena malah buat anak satu-satunya tante meninggal. Hukum Zhena tante,, hukum Zhenaaaa... "
" Zhena, tante nggak marah sama kamu, Yongki begini bukan karena kamu, ini karena Yongki sayang sama kamu, Yongki ingin lihat kamu tersenyum.. "
" Tapi dengan dia mengorbankan diri?? "
" Dia bilang sama tante, walaupun dia meninggal, tapi dia masih bisa melihat senyummu Zhena, dia bahagia seperti itu.. "
Zhena terharu mendengar ucapan tante Dini, ternyata tanpa ia sadari selama ini begitu besar sayang Yongki padanya hingga Yongki mengorbankan nyawa untuknya.
" Dooorr...!!! Zhena lagi ngapain?? " 
" Zhena, main yuk, main sepedah-sepedahan, atau makan ice cream, mama baru beli looh.. " 
" Mama kamu pasti bangga punya anak sepertimu Zhen. " 
" Menangislah dipeukanku Zhena, luapkan semua apa yang kamu rasakan" 
"Zhena, jaga diri kamu baik-baik, tetaplah tersenyum, jangan menangis lagi. Aku sayang kamu.."

Zhena tersenyum mengingat semua itu. Mengingat perhatian yang diberikan Yongki padanya sampai akhir hayat Yongki. Dari belakang Dendy datang menyusul Zhena yang sedang melamun disebuah taman,
" Senyum-senyum sendiri, kayak orang gila tauu.. "
" Itu kan yang kamu ingin lihat matanya Yongki.. "
Mereka berdua tertawa lebar sambil berjalan bergandengan meninggalkan taman. Namun tiba-tiba ada seseorang yang menabrak Zhena, laki-laki berkacamata yang sepertinya Zhena mengenalnya.
" Cowok ituu...... "

The End

Penulis: Risty Cahya Yuantika
Facebook: Ryztytull(-at-)rocketmail.com (Risty Cahya Yuantika)
Twitter: @RistyCahya

Sebuah Kata Untuk Riyanti


Kenapa tidak ada yang tahu, apa yang terjadi pada diri wawan?
Siang ini, matahari menunjukkan wujudnya bulat-bulat dan membuat sekujur tubuh wawan basah kuyup oleh keringat. Wawan tertunduk lemah melewati padang pasir yang sepertinya tiada bertepi itu. Langkah kakinya mulai gontai. Jejak-jejak kakinya seperti ladang yang dibajak dengan traktor. Sorot matanya kosong. Bibirnya kering dan mulai memutih.Beberapa saat kemudian, tubuh bongsor itu tumbang. Wajahnya mencium pasir dan nafasnya mulai memburu. Tidak ada tanda-tanda kehidupan disekitar gurun pasir itu. Wawan berharap akan bertemu dengan seseorang yang ingin mencari kayu bakar atau menggembala sapi. Akan tetapi, harapan itu tinggal harapan. Kini dia tak berdaya menghadapi kerasnya gurun. Puluhan ekor burung bangkai terbang tepat diatas tubuh wawan yang mulai terbungkus pasir. Seakan-akan mereka mendapat sinyal akan ada makan malam berlimpah dan cukup untuk mengisi perut puluhan burung itu. Mata Wawan terpejam, nafasnya mulai turun, rintihan yang sejak dari tadi keluar dari mulutnya kini mulai hening.

Sementara itu, Riyanti sedang asyik minum es cendol bersama teman-temannya di warung pak jayus. Hari ini Riyanti tampak sangat gembira. Bukan karena pak Widodo, dosen Psikologinya yang hari ini tidak bisa mengajar, sehingga hari kemerdekaan bisa mereka nikmati, tetapi karena dia berhasil menyingkirkan Wawan. Semua orang tahu, Wawan sangat menyebalkan, apalagi sama Riyanti. Gadis tionghua asli medan ini sering dibuat makan hati oleh wawan. Tanpa ada sebab, tiba-tiba Wawan ingin mencium Riyanti ketika Riyanti main ketempatnya Wawan. Untungnya, Wawan tidak berhasil. Ketika mereka berenang di danau, tiba-tiba Wawan menyeret Riyanti ke tempat yang dalam. Semua orang tahu, bahkan ikan-ikan pun tahu, Riyanti tidak mungkin bermain-main ke alam mereka. Tetapi kali ini? Selain itu, masih banyak kejahatan yang sering dilakukan Wawan kepada Riyanti. Ini menurut pengakuan Riyanti sendiri. Sehabis minum es cendol dan ber haha hihi dengan teman-temannya, Riyanti melaju dengan kencang menuju istana boboknya. Sampai di istananya, cepat-cepat dia jatuhkan tubuhnya keatas tempat tidur berwarna pink yang menjadi kebanggaan dan pelariannya ketika habis dijahati Wawan, lengkap dengan tetes air mata yang membasahi bantal kesayangannya. Akan tetapi, kali ini tidak ada air mata yang jatuh. Tidak ada isak tangis dan tidak ada umpatan serapah untuk Wawan. Hari ini, yang ada hanyalah senyum kepuasan dan ucap syukur yang sedalam-dalamnya kepada tuhan, karena doanya dan pekerjaannya berhasil. Benar, sudah lama Riyanti merancang siasat untuk menyingkirkan Wawan dan hasilnya sempurna. Dia melepas kacamatanya dan menaruhnya diatas meja disamping tempat tidurnya. Tiba-tiba hatinya berdebar. Nafasnya seakan sesak. Pikirannya melayang dan menerawang menembus langit ketujuh. Sesaat kemudian timbul sesal didalam hatinya. Tetapi, apabila dia mengingat semua kejahatan dan keburukan wawan, rasanya tidak ada yang perlu disesali. Lama dia memandang bingkai foto diatas meja itu. Sejenak kemudian, dia raih bingkai itu dan dia lihat dalam-dalam. Air mata mulai menetes membasahi pipi Riyanti. Di dalam bingkai itu, ada foto mereka berdua, Wawan dan Riyanti. Lho…memangnya mereka…? Benar sekali, mereka pernah berpacaran.

Waktu itu, setelah selesai mengadakan kegiatan di daerah krandegan, Wawan dan Riyanti ngobrol santai di depan aula. Malam itu, Wawan mencoba merayu Riyanti. Entah karena khilaf atau kena guna-guna dari Wawan, Riyanti menerima Wawan sebagai pacar. Meskipun sebenarnya Riyanti tidak benar-benar suka dengan wawan, tetapi tidak ada salahnya mencoba, pikir Riyanti waktu itu. Tiga hari kemudian, Riyanti memutuskan untuk mengakhiri hubungan dengan Wawan, akan tetapi, Wawan berhasil menguasai keadaan dan bisa meyakinkan Riyanti bahwa dialah yang pantas menjadi pacar Riyanti. Akhirnya mereka kembali berpacaran. Sebulan kemudian, Riyanti kembali memutuskan hubungan karena dia sadar hubungan mereka tidak benar. Wawan bukan tipe laki-laki ideal bagi Riyanti. Setiap kali pergi makan, Riyanti yang mengeluarkan duit. Pergi kemana pun, Riyanti yang keluar modal. Riyanti selalu membelikan baju, sandal, celana, dan lain-lain supaya tidak malu ketika Wawan bertemu dengan teman-teman Riyanti di kampus. Beda status sosial sangat mengganggu Riyanti, setiap malam dia berpikir dan berencana untuk menyingkirkan Wawan, agar jauh dari kehidupannya. Akhirnya, hari yang ditunggu itu telah tiba dan semua rencana berjalan dengan sempurna. Riyanti tidak merasa menyesal. Selama delapan bulan dia menderita bersama Wawan dan harus menanggung beban ganda, yaitu omelan dari kedua orang tuanya. Kini semua telah berakhir. Penderitaan yang dialami Riyanti selama lebih dari delapan bulan, terbayar sudah. Kini Wawan tidak mungkin bisa menyakiti Riyanti lagi. Kini Wawan telah pergi ke tanah seberang dan Riyanti yakin dia tidak akan pernah kembali lagi.

Hampir semua orang yang berada di dalam kamar itu, tersenyum dan berteriak kegirangan. Sayup-sayup, wawan mendengar teriakan itu. Samar-samar dia melihat beberapa orang berdiri disampingnya dengan senyum ramah dan tampak bersahabat. Salah seorang dari mereka mendekat dan menyodorkan secangkir air kepada Wawan. Beberapa yang lain berusaha membantu menyandarkan tubuh Wawan ke dinding agar Wawan bisa minum. Dengan bibir bergetar, Wawan menghabiskan air di dalam cangkir tersebut. Pikirannya melayang dan berusaha keras mengingat dimana dia sekarang dan apa yang sedang terjadi. Lalu siapa orang-orang ini dan kenapa dia terbaring diatas ranjang bambu ini. Wawan masih merasakan pegal dan perih di sekujur tubuhnya. Satu hal yang dia ingat, Riyanti.

Beberapa bulan kemudian, kesehatan Wawan kembali pulih. Kondisi tubuhnya yang dulu gosong tersengat terik mentari, kini berangsur-angsur pulih dan terlihat lebih putih dari biasanya. Wawan juga mulai akrab dengan orang-orang yang telah menolongnya. Mereka bersikap ramah dan sopan kepada Wawan. Hampir setiap hari Wawan berdikusi dan ngobrol dengan mereka. Selama berjalan di gurun yang mematikan itu, Wawan mendapat banyak hikmah dan pemikiran baru. Wawan tidak segan-segan membagi apa yang telah dia dapat dan dia pahami kepada orang-orang yang telah menolongnya. Wawan coba mengingat apa yang sedang terjadi pada dirinya. Ketika malam hari dan ketika sedang merenung seorang diri, Wawan coba mencari kenapa dia bisa sampai ke gurun kematian itu. Menurut cerita dari Marlan, salah seorang yang telah menolong Wawan, gurun Ashura adalah sebuah gurun yang sangat berat untuk dilalui. Apabila tidak kuat, maka kematian akan datang menjemput. Akan tetapi, bila berhasil lolos, maka akan terlahir menjadi orang yang punya pemikiran, pemahaman, dan semangat baru. Kini Wawan telah ingat apa yang terjadi pada dirinya. Terakhir kali dia berjalan dengan Riyanti di puncak Pratapana ketika Wawan ulang tahun. Riyanti sengaja mengajak Wawan pergi ke puncak Pratapana karena ingin memberi kejutan sebagai hadiah ulang tahun. Tanpa dia sadari, Riyanti mendorong dan menghempaskan tubuh Wawan dari puncak Pratapana dengan keras. Wawan tidak sempat berpikir banyak waktu itu. Tubuhnya terguling dengan kencangnya. Menabrak semua yang ada di depannya. Wawan menabrak semak-semak dan beberapa batang pohon dan menyebabkan wawan tidak sadarkan diri. Begitu bangun, Wawan mendapati dirinya berada di tengah gurun pasir yang dikenal dengan nama gurun Ashura itu. Lalu Wawan berjalan dan mencoba mencari jalan keluar dari gurun tersebut. Akan tetapi, gurun Ashura seakan tiada bertepi. Sejauh mata memandang, yang ada hanya hamparan pasir panas karena terpanggang matahari. Untung ada orang yang menyelamatkan Wawan dari gurun Ashura dan dibawa ke pertapaan Samjiva milik eyang guru Seno, sehingga Wawan terhindar dari kematian. Beberapa bulan berada di pertapaan Samjiva milik eyang guru Seno, Wawan mendapat banyak petuah dan pelajaran berharga tentang kehidupan. Eyang guru Seno selalu membimbing Wawan dan memberi jawaban atas semua permasalahan yang terjadi di dunia ini, termasuk masalah pribadi Wawan. Setelah eyang guru Seno yakin bahwa Wawan sudah sembuh total dari lukanya, termasuk luka hatinya, akhirnya Wawan diijinkan pulang ke rumahnya. Sebelum pulang, eyang guru Seno berpesan agar Wawan lebih arif menghadapi hidup. Semua perbuatan licik dan jahat yang pernah dilakukan Wawan, adalah guru yang paling berharga. Salah satu pesan yang sangat diingat Wawan adalah, apapun yang telah dilakukan Riyanti kepada dirinya, adalah buah karma yang telah matang dan itulah satu-satunya jalan untuk menghapus karma buruk yang telah dilakukan Wawan. Jadi, jangan sekali-kali membenci Riyanti ataupun menyimpan dendam kepadanya. Apabila nanti bertemu dengan Riyanti, Wawan harus mengucapkan terima kasih karena tanpa dia, Wawan tidak akan mampu bertahan di tengah gurun Ashura. Karena Riyanti, api semangat kembali berkobar di dalam dada. Terlepas dari apa yang telah Riyanti lakukan pada Wawan, secara tidak langsung, Riyanti lah yang paling memberi semangat kepada Wawan. Dengan diiringi isak tangis sahabatnya, Wawan melangkah pulang menuju tanah kelahirannya dengan impian baru dan harapan baru.

Sesampainya di rumah, Wawan melihat banyak perubahan yang terjadi di rumahnya. Ada banyak fenomena yang menggiring Wawan untuk berpikir lebih keras. Memaksa Wawan benar-benar merasakan perubahan itu adalah bagian dari perubahan yang ada dalam dirinya dan memaksa Wawan agar menjadi orang yang beda dari Wawan yang dulu. Beberapa teman-teman Wawan menyambut kedatangan Wawan dengan senyum cerah dan tangis bahagia. Sebagian lagi merasa sinis dan berharap Wawan tidak kembali karena akan membawa permasalahan baru yang lebih rumit yang mereka sendiri tidak tahu apa yang rumit itu. Suasana mulai tercipta. Keakraban mulai merasuk dan suara-suara canda tawa teman-teman Wawan selalu menghiasi sudut pojok rumah Wawan. Setiap malam mereka ngobrol, diskusi, sharing, dan entah apalagi namanya. Kadang Wawan bicara halus, kadang bicara kasar, tergantung apa yang sedang mereka diskusikan. Setiap kali berkumpul, Maryanto, salah satu teman Wawan, selalu merasa ketakutan. Siti Miyatun selalu merasa bersalah dengan sikap dan sifatnya sehari-hari selama Wawan pergi. Pelan-pelan, teman-teman Wawan mulai mengakui semua dosa-dosanya. Ada yang bolos sekolah, bolos ekstra kulikuler, pergi tanpa pamit, keluyuran tiap malam, dan masih banyak lagi. Selama Wawan pergi, rumahnya diurus oleh pak Marto dan bu Marto. Teman-teman Wawan yang tinggal serumah dengan Wawan berjumlah enam orang. Mereka sangat tunduk dan patuh kepada Wawan. Apapun yang dikatakan dan diminta Wawan, tak kuasa mereka tolak. Kadang Wawan juga merasa tidak enak, tetapi memang harus begitu keadaannya.

Ketika sedang asyik ngobrol dengan teman-temannya di teras belakang, tiba-tiba Riyanti muncul dihadapan Wawan. Jantung Wawan seakan berhenti berdetak. Matanya memandang dengan tajam dan berusaha meyakinkan dirinya sendiri bahwa yang berada di depannya saat ini adalah Riyanti. Sejenak kemudian, Wawan tersadar dan ternyata benar. Tanpa sadar, ingatannya kembali ke masa lalu. Masa ketika Wawan masih bersama-sama dengan Riyanti. Saat itu juga, dendam yang masih tersisa di hatinya kembali membara. Ingin rasanya saat itu Wawan melumat Riyanti. Disaat seperti itu, tiba-tiba muncul bayangan eyang guru Seno di depan Wawan. Secepat kilat, Wawan ingat apa yang menjadi pesan eyang guru seno. Wawan berusaha menguasai keadaan. Wawan berusaha bersikap biasa, seakan-akan tidak pernah terjadi apa-apa diantara mereka. Akhirnya Wawan membuka percakapan. Akan tetapi, setiap kali tatapan mata mereka bertemu, semua
kata-kata yang sudah disiapkan Wawan, segera hilang. Wawan kembali bingung. Darahnya bergerak tak beraturan. Wawan tidak kuat terlalu lama berhadapan dengan Riyanti dan memutuskan pergi meninggalkan Riyanti di teras belakang bersama teman-temannya. Bibit-bibit cinta yang masih subur di hati Wawan mulai berteriak meminta Wawan agar berkata “Aku cinta kamu” Saat itu juga, dendam yang ada dihati Wawan tiba-tiba mencair dan mengalir meninggalkan Wawan. Kelihatannya Riyanti tahu ini bukan waktu yang tepat untuk bertemu dan berbicara dengan Wawan. Tanpa banyak basa basi, Riyanti pergi meninggalkan jejak yang masih bisa terlihat oleh Wawan. Jejak masa lalu yang kembali hidup. Ternyata, gurun Ashura mampu menghapus semua kebencian dan mampu merubahnya menjadi cinta tanpa tanda, tanpa bahasa, dan tanpa suara. Wawan hanya bisa berseru di dalam hati dan menyimpan sebuah kata untuk Riyanti “CINTA


Penulis : Wiwid Kurniawan
Cerita Seorang Anak Pedagang Sayur Keliling

Cerita Seorang Anak Pedagang Sayur Keliling


     Namaku Zee. Aku adalah anak tunggal. Aku sendiri adalah seorang pelajar SMA di Jakarta. Ayahku sudah 2 tahun meninggal, disebabkan oleh serangan jantung. Saat ini aku hanya tinggal bersama ibu. Ibuku adalah seorang pedagang sayuran. Setiap hari ibu menjual dagangannya ke sekitar rumah kami, terkadang ibu menjual ke luar dari daerah tempat kami tinggal. Ibu berjuang demi mencukupi keuangan untuk kami berdua. Semenjak kepergian ayah, aku dan ibu sama-sama berjuang untuk hidup.

Pagi ini aku akan berangkat ke sekolah sedangkan ibu akan berjualan. Aku dan ibu berjalan bersama menuju ke depan gang.

Setelah sampai di gang...
Aku: "ibu, aku berangkat ke sekolah dulu ya. Ibu hati-hati di jalan" ucapku sambil cium tangan ibu
Ibu: "iya nak. Kamu juga hati-hati di jalan. Tengok kanan-kiri apabila akan menyebrang" ibu mengelus kepala Zee
Aku: "iya ibuku sayang" aku tersenyum
Ibu: "ya sudah. Sekarang kamu berangkat, nanti telat kalau kelamaan" ucap ibu
Aku pergi meninggalkan ibu. Dan ibu sendiri akan berjalan membawa gerobak dagangannya menuju ke sekolah SD. Di sana ibu-ibu sudah ramai untuk menanti kedatangan ibuku. Ya, mereka adalah langganan ibuku. Mereka percaya dengan dagangan ibuku. Selain sayurannya segar, ibuku juga ramah dalam melayani.

     Aku yang sudah sampai di sekolah langsung menuju ke kelas. Di dalam kelas aku sedang menunggu guru. Tepat pukul 07:00 Wib, guru kami barulah datang. Dan langsung saja memberi bahan mata pelajaran hari ini.
1 jam sudah pelajaran, waktunya untuk istirahat. Kalau istirahat, aku dan teman-teman ke luar sekolah. Saat aku sedang membeli makanan, tanpa disengaja aku melihat ibuku sedang berjualan. Aku tak menyangka kalau ibu ada di depan sekolahku. Aku yang sudah melihat ibu, lalu berlari menuju ke arahnya. Aku tidaklah malu dengan pekerjaan ibuku. Karena bagiku apabila halal kenapa tidak?

Setelah aku berlari menghampirinya, aku lalu memanggil ibu
Aku: "ibu...!" teriak aku memanggil ibu
Ibu: "Zee, kamu ngapain ke sini. Bukannya kamu sedang sekolah?" tanya ibu yang sedang melayani pembeli
Aku: "aku sedang istirahat. Aku tidak sengaja melihat ibu. Aku ingin membantu ibu berjualan" ucapku sambil membantu
Ibu: "ibu bisa sendiri nak. Sudah kamu kembali ke sekolah" pinta ibu yang melarangku untuk membantunya
Aku: "tapi bu...? aku ingin membantu ibu. Aku tidak ingin ibu lelah" aku memohon kepadanya
Ibu: "tidak usah. Ibu bisa sendiri. Sekarang waktunya kamu untuk menuntut ilmu. Sudah sekarang kamu kembali ke sekolah" ibu menyuruhku untuk kembali
Aku: "iya bu... kalau ada apa-apa, ibu panggil saja aku di sekolah" aku salaman sama ibu
Ibu: "insya allah tidak ada apa-apa" ucap ibu meyakinkan

     Aku lalu pergi meninggalkan ibu dan menuju ke sekolah. Di dalam sekolah, teman-temanku sudah menungguku. Saat aku dan teman-teman akan ke kelas, salah satu temanku menanyakan soal perempuan tua yang aku hampiri tadi.
Azel: "Zee, ibu-ibu yang berjualan sayuran tadi siapa? kamu kenal dengannya sehingga kamu membantunya?" Azel penasaran
Aku: "oh, ibu tadi adalah ibuku. Dia berjualan sayuran setiap pagi untuk membiayai aku sekolah" jawabku santai tanpa ada rasa malu
Azel: "oh, ibu kamu. Tetapi apa kamu tidak malu?" tanyanya yang penasaran lagi
Aku: "untuk apa malu. Dia itu orang yang melahirkan aku. Aku tidak malu dengan pekerjaannya. Menurutku, kalau pekerjaan itu halal, kenapa tidak? coba deh kamu pikir" jawabku yang menjelaskan
Azel: *berpikir sejenak dengan ucapanku. "iya ya.. kenapa kita harus malu. Seharusnya kita membantu. Benar juga kamu Zee. Selama ini aku hanya mengamburkan uang orangtuaku dan aku tidak pernah menghargai pekerjaan mereka. Aku malu Zee dengan sikapku ini. *memeluk Zee. " terima kasih ya Zee. Kamu sudah mengajariku tentang menghargai seorang ibu
Aku: *mengelus punggung Azel. "iya Azel sama-sama" ucap ku

Aku dan Azel kembali menuju ke dalam kelas. Di dalam kelas aku dan Azel masih membicarakan tentang kehidupan kami.

Note: Janganlah kita malu dengan wajah, tubuh dan pekerjaan seorang ibu. Ibu adalah seorang wanita yang telah berjuang melahirkan kita, antara hidup dan mati. Ibu juga banyak mengajarkan kita tentang kehidupan. Ibu juga yang tertatih-tatih membimbing kita. Hargailah seorang ibu sebagaimana kita menghargai diri kita sendiri. Bersyukurlah kita karena masih ada ibu yang mau membimbing kita. Mingkin tanpanya kita tak ada.

Penulis: Putri Setiowati

Diary Tentang Kisah Cinta Seorang Wanita


   Buku diary menjadi saksi bisu atas kesedihan yang masih tak mampu kuluapkan dengan kata-kata. Benarkah ini? Benarkah hati ini telah rapuh? Di bawah teriknya matahari kurasakan sebuah kehangatan tangan bergerak menyentuh tangan kananku. Menyelipkan jari-jarinya di sela jari-jariku dan menggenggamnya dengan erat. Aku menoleh kepadanya, demikian dengan dia. Hembusan angin tersayup-sayup seiring dengan sebuah nyanyian yang keluar dari bibir manisnya. Suaranya yang serak basah tertangkap jelas oleh telingaku. Aku tersenyum kaku. Ada semacam perasaan bahagia di hatiku. Hingga sempat membuatku sedikit salah tingkah. "Akhirnya.." ujarku setelah genggaman tangannya dilepaskan, yang membuat lidahku sempat kelu beberapa saat. Ibunya tersenyum kepadaku dari arah garasi ketika beliau hendak pergi. Boy menatapku sambil tersenyum. Senyumnya tulus membuatku semakin nyaman berada di dekatnya.

     Aku tahu, aku hanyalah gadis mungil yang tak pernah berhenti bermimpi. Aku hanyalah satu dari ribuan bahkan jutaan gadis mungil yang punya mimpi. Tiap goresan tinta kehidupanku adalah angan dan impianku ke depan. Aku bukan gadis yang terlahir seutuhnya meraih cinta dan kesuksesan di awal perjuangan. Aku hanya berusaha agar mimpiku tidak redup, karena sebagian dari nafasku kuperjuangkan untuk meraih semua mimpi-mimpiku.

     Ku balik satu persatu lembar buku yang menumpuk di meja belajarku. Bersanding dengan segala peralatan sekolah, aku mulai membaca. Mataku meneliti kalimat demi kalimat yang terpampang di bukuku. Dari belajarlah aku ingin suatu hari nanti mimpi dan anganku akan benar-benar menjadi nyata. Dan kelak bisa membuat orang tuaku bangga melihatku sukses dan bersanding dengan orang yang ku sayang. Tak hanya belajar aku juga berdo'a kepada Allah agar diberi kemudahan di setiap jalanku.

     Perlahan kubuka laptop yang terbaring di meja kamarku. Ku buka sebuah foder yang berisikan foto-foto aku dengan Boy pada saat ulang tahunnya yang ke 16 tahun. Malam itu di PDAM tepat di sebelah baratnya gemericik air PDAM berjatuhan, dengan dibantu teman-temanku aku mulai memasang lilin-lilin kecil yang akan dilekatkan pada lantai sehingga terbentuk sebuah hati yang terlihat indah menyala.

     Tak berselang lama, Boy pun datang bersama dengan temannya. Lalu Devi segara menutup mata Boy dengan sehelai kain "lepas... ampun" teriak Boy dengan lantang. "Sudahlah diam, nurut saja kamu" sahut Devi. Devi segera menuntunnya dan membantu Boy berjalan hingga tepat di depan lilin-lilin yang telah menyala itu. Satu.. dua.. tiga.. matanya mulai terbuka dan Boy tersenyum pasrah karena terkejut. Aku dan teman-teman menyanyikan lagu selamat ulang tahun dan Boy berdo'a sejenak lalu meniup lilin yang tertancap rapi di atas brownies cake yang kubawa. Sesudah lilin mati, aku berkata kepadanya "maaf ya aku ngak bisa memberi apa-apa, dan ini buat kamu.. "prraaak..!" sebuah telur yang ku hantamkan tepat di dahinya. "Aaaa.." teriak Boy dengan keras. Boy mual-mual karena bau telur yang amis itu. "Hahaha makan itu telur" ucap Devi. Aku segera menggandeng tangannya dan kusuruh Boy untuk membersihkan kotoran itu dengan air di pancuran kecil. Sembari menunggu Boy aku beristirahat di tempat duduk dekat pancuran itu. Setelah bersih Boy segera menghampiriku dan duduk di sebelahku. "Terima kasih ya kejutannya ini gak akan ku lupakan" ucap Boy sambil memandangku. "Iya sama-sama Boy" jawabku dengan nada pelan.

     Malam itu aku bercanda tawa dengannya, bahkan krim kue ku goreskan di pipinya. Namun Boy membalas dengan memotong sedikit kue lalu ia suapkan kue itu kepadaku. "Andai kamu tahu perasaan ini Boy, aku sangat bahagia bila setiap hari seperti ini" ucapku dalam hati. Sempat kejadian itu membuat iri teman-temanku yang saat itu sedang bersamaku. "Aku juga pengen" teriak mereka dengan manja yang sedang duduk sekitar dua meter di depanku. "hehehe" aku hanya senyum tersipu malu.

     Sejenak aku terdiam dengan pandangan mata kosong. Teringat akan kabar-kabar tentang Boy yang katanya punya pacar baru. "Woy!" teriak Boy tepat di telingaku yang membangunkanku dari lamunan itu. Dengan reflek aku melontarkan pertanyaan kepada Boy "kamu punya pacar?" "pacar? Tidaklah aneh-aneh saja kamu ini" jawabnya dengan cepat. "Alah yang bener, bohong kan?" sahutku. "Tidak aku tidak bohong" jawab Boy sambil meyakinkan aku. Aku masih belum puas, ku tanyakan lagi "punya pacar kan?" Boy hanya terdiam sambil menatapku. "Kenapa diam? Jawab Boy!" dengan nada sedikit kesal aku mendesaknya sambil menari-narik lengan bajunya. Boy menghela nafas panjang dan berkata "maaf ya, benar aku memang punya pacar tapi aku tidak ingin kamu tahu" Ucapan itu seperti petir yang menyambar seluruh isi hatiku. Aku pun tertegun galau ketika ia berucap demikian. Aku tak percaya. Benar-benar tidak percaya. "Aku pacaran kerena terpaksa, awalnya aku hanya ingin menggoda, tapi aku terlanjur berkata cinta padanya, dan ceweknya menjawab iya" jelas Boy kepadaku. Mencoba untuk tetap tegar, aku kembali bertanya "sejak kapan?" "tanggal 12 bulan 12 tahun 2012" jawab Boy sambil menyembunyikan mukanya. Hatiku tersayat. Rasanya semua tubuhku membeku dan tak bisa berkata-kata lagi. Angin membawa lamunanku melayang menembus langit senja. Padahal ketika di malam tahun baru itu Boy mengucap janji kepadaku ia ingin menghabiskan malam tahun baru bersamaku. Namun semua itu telah hilang begitu saja. Sakit, sakit sekali rasanya. Aku bisa merasakan tetes air mataku lembut mengalir pelan melewati kelopak mataku. Berjalan pelan menuruni pipi merahku. Ya aku kecewa. Aku kecewa ketika menerima kenyataan ini. Aku kecewa atas semua kebohongannya. Aku menghela nafas panjang dan kemudian kusuruh Boy untuk segera pulang. Karena apabila semakin lama aku bersama Boy, batinku semakin sakit dan tersiksa. "Semoga bahagia" ucapku terakhir sebelum Boy pulang. Raut wajahnya terlihat bingung. "Aku tak ingin pulang sebelum melihat kamu tersenyum lagi" ucap Boy. Tak banyak pikir, Ku tarik perlahan bibirku dan tersenyum kepadanya.


     Aku hanya satu dari ribuan dan harapan yang nyaris menghilang. Berkali ku alami pahitnya kegagalan dan kesedihan. Pedihnya di campakkan dan pilunya di kucilkan oleh orang yang ku sayang. Namun aku tetap berusaha berdiri dan tetap tegar. Inilah kisahku, kegagalan yang tak pernah ada habisnya. Namun dari situlah aku bisa belajar bersabar dan terus belajar, agar kelak semua harapan dan impianku bisa terwujud bahagia bersama orang-orang yang ku sayangi terutama kedua orang tua. Aku ikhlas dan akan merelakan sesuatu yang memang bukan untukku, mungkin itu yang terbaik. Dan dari situ lah aku bisa menemukan pelajaran yang sangat berharga di balik kegagalanku. "Di lain hari aku yakin pasti Tuhan mempertemukanku dengan laki-laki yang benar-benar mencintaiku dengan tulus".

Penulis: Anita Diah Aprilia
Facebook : Diach Nita Aprilia

Kisah Seorang Wanita Yang Ditinggal Kekasihnya Pergi


Kejamnya Cinta-
Pada suatu hari di sebuah desa hidup seorang gadis dan seorang pria yang bernama Annisa dan Robbi. Perawakan Annisa sangat cantik dan Robbi sangat tampan. Suatu hari Annisa sangat gundah gulana semenjak melihat si Robbi, entah apa yang sedang ia fikirkan dalam benak hati ada rasa aneh yang berselimut di hatinya. Rasa ingin dekat dengan si Robbi, rasa ingin memiliki.

Dan pada saat itu si Annisa mencoba memberikan beribu perhatian kepadanya dan usahanya itu ternyata tidak sia-sia. Robbi paham akan perhatian yang selama ni Annisa berikan kepadanya dan Robbi menerima usahanya Annisa dengan penuh rasa senang.

Pada suatu malam di bulan Ramadan tepatnya pukul 00.00 si Robbi mengajak Annisa utuk pergi ke suatu tempat untuk membicarakan suatu hal penting dan Annisa pun menyetujuinya, mereka berduapun janjian di suatu tempat. Saat itu si Robbi memegang tangan Annisa, Annisa merasa heran dengan apa yang dilakukan Robbi padanya. Robbi mengatakan suatu hal kepada Annisa 
Annisa mau kah kamu menjadi pacarku?” 
Annisa hanya bisa diam tak percaya dengan semua ini, Robbipun hanya bisa diam dan berharap atas jawaban apa yang akan diberikan Annisa kepadanya. Annisa tersenyum kepada Robbi dan Annisa mengatakan bahwa dia mau menjadi pacarnya, sontak Robbi senang tak karuan dan si Robbi mengatakan sesuatu kepada Annisa 
“Aku punya sesuatu untukmu” dan Annisa menjawab 
apa?”.
Lalu Robbi mengeluarkan sesuatu dari saku celananya dan ternyata sepasang cincin yang berukirkan nama Annisa dan nama Robbi, Annisa bahagia sekali, lalu Robbi memasangkan cincin itu di jari manis Annisa (cincin yang bertuliskan nama Robbi dipakai Annisa begitupun sebaliknya) lalu Annisa memakaikan cincin di jari manis Robbi. Lalu mereka melewati malam dengan penuh canda tawa dan kemesraan. Lalu mereka pulang melewati jalan setapak dengan bergandengan tangan dan Robbi mengucapkan kata manis untuk Annisa.
Jalan ini akan menjadi saksi bisu cinta kita berdua dan cincin ini akan menjadi lambang suci akan terjalinnya ikatan cinta kita, dan bintang pun tersenyum kepada kita karena tangan tuhan telah menyatukan cinta kita, aku harap cinta kita ini akan bertahan sampai di ujung pelaminan dan sampai akhir hayat kita berdua” 
dan Annisa pun menjawab 
Aku akan selalu mengingat kisah ini dan tidak pernah akan aku lupakan seumur hidupku engkaulah segalanya bagiku, engkaulah matahiriku tanpa engkau hidupku penuh dengan kegelapan tanpa adanya sinar cintamu.
Robbi pun mengecup manis dahi Annisa dengan lembut.

Pada keesokan harinya saat hari Lebaran mereka pergi ke masjid bersama, dan yang paling mengesankan lagi mereka pergi ke rumah orangtua Robbi dan Annisa berdu’aan. seperti galih dan ratna sangat romantis sekali.

Hari berganti hari bulan berganti bulan cinta mereka tidak goyah bagai batu karang diterpa kerasnya ombak. Lalu pada malam hari Annisa pergi ke rumah Robbi untuk memperlihatkan sesuatu kepada Robbi ternyata yang diperlihatkan Annisa adalah sebuah hadiah Cerdas cermat antar kabupaten dan Annisa mendapat juara pertama, dan raut muka Robbi tampak sangat bahagia sekali, lalu Robbi pun menunjukan sesuatu kepada annisa berupa amplop, ternyata isi surat dalom amplop adalah surat panggilan kerja di pelayaran daerah Bayuwangi Jawa timur, sontak raut muka Annisa tampak sedih dan gelisah lalu Annisa berkata kepada Robbi 
apakah engkau akan pergi ke Bayuwangi untuk bekerja disana?”
Lalu Robbi menjawab 
iya aku akan pergi kesana, itu yang aku harapkan dari dulu dan orangtua ku pun menyuruhku untuk pergi kesana
lalu kamu berapa bulan disana?”
aku belum tau persisnya kapan.”
Annisa mulai meneteskan air mata.
akan aku lakukan apa yang engkau mau asal engkau tidak pergi dari sisiku.”
maafkan aku aku akan tetap pergi mengejar cita-citaku.”
apakah engkau iklas tuk meninggalkanku
jujur aku tidak iklas meninggalkan mu aku berada di posisi yang sangat sulit
apa kamu rela meninggalkan semua kenangan kita dulu?
akan aku simpan selalu kenangan indah kita tidak akan pernah aku lupakan kenangan kita dan cincin ini menjadi pengikat cinta kita, percayalah aku akan setia kepadamu.
Lalu Annisa memeluk Robbi dengan penuh air mata berlinang di pipi Annisa , Robbi pun mengusap air mata Annisa dengan tangannya yang lembut.

Keesokan harinya Robbi berpamitan kepada orangtuanya dan pergi ke rumah Annisa berniat untuk bertemu buat yang terakhir kalinya. Robbi menemuai Annisa dan sontak Annisa langsung menangis di depan kekasihnya itu. Robbi berkata. 
Nisa, aku pamit dulu akan berangkat ke Bayuwangi tuk mengejar cita-citaku” Annisa tidak bisa berkata apa-apa hanya air mata yang dapat ia perlihatkan kepada kekasihnya, lalu Robbi menghapus air mata dengan selendang merah yang sudah ia persiapkan dari rumah untuk diberikan kepada Annisa. Lalu Robbi memeluk Annisa dengan penuh kasih sayang dan mengucapkan kata 
aku akan cepat pulang tuk meminta kepada orangtuamu agar merestui hubungan kita” 
Annisa terseyum sendu kepada Robbi. Annisa mengantarkan kekasihnya ke stasiun untuk melepas orang yang sangat ia cintai itu.

Di stasiun Annisa tak henti-hentinya menangis, Robbi pun memeluk Annisa untuk menenangkan dia. Kereta yang ditunggu pun akhirnya datang juga dan Robbi pun berpamitan kepada kekasihnya “selamat tinggal Annisa jaga dirimu baik-baik, jika kamu kangen sama aku lihatlah cincin itu maka aku akan terlihat disitu dan menghiburmu”. lalu Annisa berkata kepada Robbi 
hati-hati di jalan jaga dirimu baik-baik aku akan setia menunggu mu di sini.” Robbi pun masuk ke dalam kereta dan akhirnya kereta pun berangkat meninggal kan stasiun dan Annisa. Annisa hanya mampu melambaikan tangan sambil mengangis.

Hari berganti hari bulan berganti bulan dan tahun berganti tahun Robbi pun tak kunjung pulang. 
Dan pada bulan desember Robbi pun pulang dan langsung menemui Annisa, betapa bahagianya Annisa melihat kekasihnya pulang. Annisa memeluk Robbi dengan mesra. Mereka mengulang kenangan yang pernah ia berdua lewatkan bersama. 
Pada tanggal 7 Desember Robbi mengajak Annisa untuk bertemu dan Annisa pun menyanggupinya. Mereka pun bertemu di suatu tempat dan Robbi membicarakan hal yang sangat penting kepada Annisa.

Annisa maksudku mengajak mu ke tempat ini untuk mengutarakan maksudku
apa Robbi
aku pulang ke sini karna disuruh orangtua ku
lha kenapa?”
aku akan dijodohkan dengan gadis pilihan orangtuaku , sebenarnya aku tidak mau dijodohkan aku maunya sama kamu
Annisa dengan wajah sedih dan hampir menangis 
terus kamu menerima perjodohan itu?
aku tidak bisa menolak keinginan orangtuaku, aku berharap kamu mengerti akan semua ini, apakah kamu iklas melepasku?
jujur aku tidak rela jika kamu pergi dariku, kalau itu kemauan orangtua mu maka aku iklas merelakanmu pergi dari hidupku.”
Lalu handphone Robbi berbunyi ada yang menelfon, Robbi segera mengangkat telfon itu ternyata dari ayahnya Robbi, Robbi disuruh pulang karena gadis yang akan dijodohkan dengan dia sudah datang. Lalu Robbi bergegas pulang dan berpamitan kepada Annisa untuk pulang duluan.

Lalu Annisa pulang ke rumah dengan perasaan sedih dan kecewa, sepanjang malam Annisa terus menangis karena memikirkan kekasihnya yang sangat ia cintai itu akan pergi selama-lamanya dari hidupnya.

Lalu pada tanggal 10 Desember adalah hari pernikahan Robbi, Annisa di rumah mendapat undungan pernikahan dari Robbi. Perasaan dan hati Annisa campur aduk melihat undangan pernikahan tersebut. Pada sore hari Annisa memutuskan untuk datang ke pernikahannya Robbi, sepanjang acara tidak henti-hentinya meneteskan air mata dan Annisa menghapus air mata itu dengan selendang merah yang diberikan Robbi pada saat ia masih pacaran dulu. Lalu Annisa naik ke pelaminan untuk memberikan selamat kepada Robbi dan istrinya itu dengan mata merah ia beranikan menatap wajah Robbi sambil tersenyum penuh kesedihan. Lalu Annisa pulang dari pesta pernikahan Robbi dengan perasaan sedih, disaat itu Robbi menatap kepergian Annisa dari pesta perkawinannya itu, dalam benak hati Robbi tidak tega melihat Annisa seperti itu, tapi mau bagaimana lagi semuanya sudah terlanjur.

Kini Annisa mencoba tegar menghadapi semua ujian dari ALLAH SWT dengan sabar. 
Hanya senyuman yang dapat Annisa tunjukan saat melihat photo dia bersama Robbi dan akan dia simpan selalu semua kenangan indah yang pernah ia lewati bersama Robbi dan selendang merah itu jadi saksi bisu berakhirnya cinta mereka.


Yaaa,, Begitulah Cinta,,
Cinta itu bisa nyenengin banget, tapi juga bisa sangat nyakitin.

Kategori

Kategori