Love is Really Pain

Karya Nika Lusiyana
Love is Really Pain

Bulan purnama masih setia menggantung di atas sana dengan kepersikannya yang membias, melapisi legamnya langit yang bercorak awan-awan pembawa takdir. Lengkingan suara jangkrik yang khas sepertinya mendominasi kesunyian malam ini. Di sebuah kamar yang sederhana, sepasang mata tengah mengintai bola perak yang menjadi sasarannya. Deviolina, atau biasa di panggil Violin. Ya, ia tersenyum samar sekarang sambil menatap buram ke kaca jendela kamarnya, yang tertembus garis-garis sinar lembut sang dewi malam.

Dua tetes butir bening dari matanya yang sipit meluncur perlahan di kedua lengkung pipinya. Semakin lama, tangis Violin semakin tak sanggup ditahannya lagi. Semua terjadi begitu saja, ketika ingatannya kembali memutar sebagian kisah hidupnya yang terasa begitu miris. Entah kenapa, kini Violin merasakan ingatan itu malah semakin miris saja. Ingatan tentang sebuah kisah cinta yang tragis. Aaargh, Bisakah ia tak mengenang kisah itu lagi? Rasanya begitu sesak di sini, di dada yang menyimpan seribu perasaan indah untuk seseorang yang ia cintai namun tak bisa untuk dimiliki.

~ flashback ~

“kau…. kemana saja?” lirih Violin, “kemana saja kau selama 5 tahun ini, Park Hyun Sik?” lanjutnya lagi, pada pemuda di hadapannya yang tengah tersenyum cemas menghiasi wajah tampannya.

Violin menghela nafas sesaat, berusaha melegakan jalur nafasnya itu yang kini serasa sesak. Aneh. Ia tahu, seharusnya ia lega sekarang. Pemuda yang tanpa sadar mulai dicintainya 5 tahun lalu itu sudah kembali dari masa menghilangnya. Tapi, melihat gadis yang sedari melekat di sampingnya itu, menggelayut di lengannya yang kekar itu, membuat Violin merasakan sesak luar biasa. Dan ia tak mau mengkhianati perasaan cemburunya.

Pemuda bernama lengkap Park Hyun Sik itu menatap lembut wajah Violin, “aku… tidak. Maksudku… aku minta maaf karena tiba-tiba menghilang beberapa tahun lalu. Itu karena….” Ia tak melanjutkan kata-katanya dan malah melirik gadis di sisinya itu.
“Park, selama ini ia dijodohkan denganku.” lanjut gadis berambut hitam sebahu, “perkenalkan namaku Lee Hyu Na.” ucapnya lagi sambil tersenyum pada Violin dan menyodorkan tangannya untuk menjabat.

Violin menelan ludahnya dengan susah payah, dan berusaha keras menerima uluran tangan Hyuna yang ada di depannya. Hatinya benar-benar hancur mengetahui alasan mengapa pemuda itu menghilang selama ini. Dan rasa sesaknya di dada semakin menjadi, seolah mengalirkan nyeri tak tertahan di tiap nadi yang menyebar di tubuhnya.

“jadi….” suara Violin terdengar gemetar.
“awalnya, aku mencintaimu Violin. Awalnya, aku tak dapat menerima perjodohan ini. Sungguh.” ungkap Park memutus kata-kata Violin dan berhasil membuat gadis itu lemas seketika. Tapi kemudian, matanya memandang Hyuna dan tersenyum manis sekali, “tapi Hyuna, membuktikan kekuatan cintanya padaku dan merubah hatiku untuk menerima dengan tulus perjodohan ini. Perlahan, aku berusaha untuk menghilangkan rasa cintaku padamu. Hyuna yang membantuku dan kini, aku mencintainya. Benar-benar mencintainya. Mencintaimu, Lee Hyuna.”

Duaaarrr

Sebuah ledakan keras tepat terjadi di bagian paling dalam hati Violin. Begitu nyeri. Ingin rasanya semua ini adalah mimpi belaka. Tapi, sakit ini, nyeri ini, ngilu ini, begitu nyata dirasa. Ia memejamkan matanya sejenak, mencoba menerima semua ini. Meski nyatanya ia tidak bisa. Ya, apalagi setelah mendengarkan pengungkapan dari pemuda itu bahwa ia sempat mencintai dirinya.

~ flashback off ~

Violin menggenggam foto di jemarinya erat. Foto Park Hyun Sik yang sangat ingin dilupakannya.

Dengan bertambah rendahnya purnama di ujung malam, kini bertambah sedikit pula waktu yang di miliki Violin untuk benar-benar menerima semua ini. Karena esok adalah hari dimana pertunangan Park dan Hyuna dilaksanakan.

Cinta, begitu nyeri bukan?

Cerpen Karangan : Nika Lusiyana
Facebook : Haruka Yuzu
Haruka Yuzu, hanya seorang yang mencoba membuat kenangan agar lebih indah dan lebih diingat
Anda Sedang membaca Cerpen

Love is Really Pain

SEMOGA ANDA SENANG MEMBACANYA
Karangan : Nika Lusiyana Facebook : Haruka Yuzu Cerpen Karangan Nika Lusiyana Lainnya


EmoticonEmoticon